REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan, semua guru honorer baik di sekolah negeri ataupun swasta berkesempatan mengikuti tes seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) pada 2021 nanti. Dia menyebut, pemerintah tidak membatasi kapasitas jumlah peserta.
"Jadi tidak ada lagi prioritas, siapa yang lebih duluan. Semuanya boleh mengambil tes, yang lulus boleh menjadi P3K," kata Nadiem saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.
Pelaksanaan tes P3K akan diselenggarakan secara online. Sehingga dapat diikuti oleh semua guru honorer sepanjang memenuhi kriteria sebagai peserta, termasuk bagi yang berusia diatas 35 tahun.
Nadiem menegaskan, dalam seleksi P3K ini pemerintah tidak memprioritaskan golongan tertentu. Bahkan jika gagal pada tes pertama, peserta dapat mengulang tes kedua dan ketiga.
"Jadi saya harus merubah pola pikirnya, sudah tidak ada dahulu-dahuluan lagi. Semuanya bisa mengambil pada 2021, bahkan bukan cuma sekali. Mereka bisa mengambil totalnya tiga kali mengambil, jadi kalau gagal, bisa mencoba lagi," kata Nadiem.
Dia menyampaikan, pemerintah juga menyediakan pembelajaran online secara mandiri sehingga calon peserta bisa mengasah kemampuannya. Kendati demikian, Kemendikbud tidak akan melonggarkan standar lulus tes P3K.
"Tetapi tolong diingat lagi masyarakat, ini bukan pengangkatan 1 juta guru menjadi P3K. Ini adalah seleksi massal. Yang akan diangkat menjadi P3K adalah berapa yang lulus dari itu. Kalau yang lulus cuma 100 ribu, ya 100 ribu yang jadi, kalau yang lulus 500 ribu, maka 500 ribu yang akan diangkat jadi P3K," tegas Nadiem.