Kamis 26 Nov 2020 12:23 WIB

Komunitas Muslim Inggris Gelar Konferensi Soal Masjid

Konferensi soal masjid digelar oleh komunitas Muslim Inggris.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Komunitas Muslim Inggris Gelar Konferensi Soal Masjid. Foto: Gedung London Trocadero di London, Inggris yang rencananya akan dibangun masjid di lantai bawah tanahnya. Rencana tersebut mendapat penolakan dari kelompok sayap kanan Britain First.
Foto: 5 Pillars
Komunitas Muslim Inggris Gelar Konferensi Soal Masjid. Foto: Gedung London Trocadero di London, Inggris yang rencananya akan dibangun masjid di lantai bawah tanahnya. Rencana tersebut mendapat penolakan dari kelompok sayap kanan Britain First.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Komunitas Muslim Inggris melalui Muslim Council of Britain (MCB) menggelar konferensi tahunan bertajuk “Our Mosques Our Future 2020”, pada 27-29 November tahun ini. Konferensi ini akan membahas bagaimana masa depan masjid bagi umat Muslim Inggris secara khusus.

Dilansir di Muslim Council of Britain, Kamis (25/11), Our Musques Our Future 2020 adalah konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Muslim Council of Britain (MCB), berbagi praktik terbaik dan karya baik masjid-masjid di Inggris, tetapi juga tidak segan-segan mengajukan pertanyaan sulit tentang apa yang menghambat bagi komunitas Muslim di negara tersebut.

Baca Juga

Konferensi tahun ini berlangsung pada akhir pekan secara daring dengan melibatkan sekitar 20 orang pembicara dan 10 sesi virtual gratis bertema #BeyondCOVID. Sekretaris Jenderal MCB Harun Khan menjelaskan, di tengah ketidakpastian sepanjang 2020 akibat Covid-19, komunitas Muslim dinilai harus semakin bersatu dalam solidaritas.

“Sekarang, lebih penting dari sebelumnya untuk bersatu sebagai komunitas. Untuk memperkuat institusi kita dan bekerja secara kohesif,” kata dia.

Sementara pandemi sedang berlangsung, lanjutnya, aturan keamanan Covid-19 dan pengurangan kapasitas di masjid akan tetap dilaksanakan dengan baik. Dia menjelaskan bahwa komitmen menjaga kedispilinan protokol kesehatan selalu diterapkan umat Muslim di Inggris.

Di sisi lain dia menambahkan, di situasi pandemi ini tingkat pengangguran kaum muda pada tahun 2021 diperkirakan akan sangat tinggi. Dengan sekitar 50 persen Muslim Inggris berusia 24 tahun atau lebih muda.

“Maka, apa yang dapat masjid Anda lakukan untuk membantu kaum muda di komunitas Anda mendapatkan pekerjaan? Ini tantangan kita bersama” ujarnya.

Bahkan sebelum pandemi, dia melanjutkan, pembayaran digital mengambil alih uang tunai sebagai metode pembayaran yang paling sering digunakan di Inggris pada tahun 2018. Untuk itu dia melontarkan pertanyaan apakah masjid dan pihak manajemennya siap untuk menggalang dana secara digital?

Kebijakan lockdown, kata dia, membuat komunitas Muslim terbiasa mengakses layanan dari rumah. Dalam masa normal baru, pihaknya mempertanyakan bagaimana seorang Muslim bisa memastikan Imamnya dengan layanan pendidikan dan masjid secara menyeluruh. Masalah ini sejatinya merupakan masalah rerata komunitas Muslim tentang masjid di era pandemi.

Sejak Januari 2018, konferensi Our Mosques Our Future telah dirancang untuk menjadi ruang bagi para pemimpin masjid dan relawan untuk berbagi praktik terbaik. Tetapi konferensi ini juga tidak segan-segan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit dan kritis mengenai masa depan masjid sebagai ruang aktivitas ibadah dan sosial umat Islam.

Sesi konferensi

Sesi akhir pekan ini akan mencakup berbagai topik hangat, mulai dari terlibat dengan jamaah secara digital, hingga menjaga kepemimpinan dan kesehatan mental di waktu yang tidak pasti. Harun menjelaskan apabila seseorang merupakan seorang Imam, wali, anggota komite, sukarelawan, aktivis, jamaah, atau hanya seseorang yang tertarik dengan masjid di Inggris saat ini, maka sesi dalam konferensi ini akan menjabarkan permasalahan-permasalahan itu secara gamblang.

“Terima kasih kepada mitra pendukung kami yang telah membantu mewujudkan konferensi ini. Seperti Euro Quality Foundation, Muntada Aid, Farani Taylor, Islamic Relief dan Bates Wells,” katanya.

Seperti tempat ibadah lain di Inggris tahun ini, masjid telah membuktikan diri sebagai salah satu tempat teraman di negara ini dalam hal keamanan Covid-19. Pihaknya pun berharap umat Muslim di Inggris serta dunia dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi secara cepat agar dapat menjalankan aktivitas tanpa kekhawatiran.

“Saya berdoa agar kita dapat terus menggunakan kemampuan beradaptasi dan akal ini untuk membuat masjid kita siap untuk 'normal baru' pada tahun 2021 dan seterusnya, insya Allah,” pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement