REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum Forum Zakat (FOZ) Bambang Suherman, menyampaikan, total penghimpunan dana zakat yang diperoleh selama pandemi Covid-19 Rp 567 miliar. Angka ini merupakan akumulasi pengumpulan zakat sejak awal pandemi sampai November ini.
"Ini bukan angka yang kecil, ini angka yang signifikan. Dana ini khusus untuk merespons pandemi Covid-19 dan periodesasi distribusinya dalam bentuk berbacam macam sudah dilakukan sejak Maret sampai hari ini," ujar dia dalam konferensi pers CEO Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) Forum di Bandung, Kamis (26/11).
Selain itu, total lembaga zakat yang mengintervensi tekanan yang diakibatkan pandemi berjumlah 94. Jumlah ini mengalami penambahan secara signifikan. Tercatat, pada Juni lalu lembaga yang terlibat berjumlah 88 dan sekarang menjadi 94 lembaga zakat untuk berupaya melakukan penguatan masyarakat di 34 provinsi.
"Ini partisipasi kolaborasi paling besar dalam sejarah gerakan bersama lembaga zakat untuk merespons situasi darurat di Indonesia," ujar dia.
Bambang menjelaskan, pada peristiwa kebencanaan sebelumnya seperti yang terjadi di Palu dan Lombok beberapa waktu lalu memang ada partisipasi yang besar untuk membantu, tetapi tidak sebesar kali ini. Dia mengakui, pandemi yang luar biasa dampaknya memengaruhi berbagai aspek dan lapisan masyarakat.
"Tentu dipengaruhi dasyatnya pandemi dan sangat menekannya pada semua aspek dan lapisan masyarakat," ujarnya.
Bambang bersyukur, selama pandemi ada partisipasi pimpinan lembaga-lembaga amil zakat dengan mengutus tim lapangan untuk ikut berkolaborasi menangani pandemi Covid-19. Menurut dia, kontribusi tersebut tidak bisa dianggap kecil dan tentu berperan besar dalam melakukan proses penguatan di tengah masyarakat di setiap provinsi.
"Kita mengintervensi paling tidak pada tiga klaster besar, yaitu pencegahan penyebaran dan bantuan APD bagi tenaga kesehatan, kedua adalah penanganan ODP, PDP, dan pemulasaraan jenazah, dan ketiga adalah bantuan ekonomi terdampak," ujarnya.
Seluruh relawan dari berbagai lembaga amil zakat, lanjut Bambang, bahu-membahu memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan membantu relawan dalam memulasarakan jenazah. Termasuk juga menggerakkan semua entitas yang dimiliki untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19 dengan melakukan sterilisasi di semua tempat.
"Dengan berlipatnya tingkat penularan Covid-19 serta bertambahnya jumlah orang miskin di Indonesia, Forum Zakat melalui anggotanya di seluruh Indonesia melakukan kerja respons kemanusiaan melalui program-program kuratif, promosi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi produktif," ujarnya.
FOZ menyelenggarakan agenda perhelatan tahunan CEO OPZ Forum dengan tajuk "Dua Dekade Forum Zakat: Menguatkan Gerakan Zakat di Indonesia" di Bandung pada Kamis (26/11). Forum yang yang merupakan asosiasi organisasi pengelola zakat Indonesia, memiliki anggota sebanyak 154 lembaga berbasis pemerintah (Baznas) dan masyarakat (LAZ).
Agenda tersebut mendorong empat agenda strategis untuk menguatkan basis gerakan zakat ke depannya. Dengan adanya tantangan dan perkembangan dinamika zakat di Indoensia, FOZ menilai konsolidasi harus dilakukan di luar kalangan praktisi pegiat zakat sehingga diperlukan peran yang lebih aktif dari negara.