Kamis 26 Nov 2020 14:27 WIB

Kenang Maradona, Peri Sandria: Saya Belajar Diving dari Dia

Peri juga mengakui meniru sifat egois Maradona di kotak penalti.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
  Diego Maradona, (kiri kedua), mencetak gol keduanya ke gawang Inggris pada pertandingan perempat final Piala Dunia, di Mexico City, Meksiko, pada 22 Juni 1986. Pemain Inggris Terry Butcher, kiri, mencoba menjegal Maradona, sementara penjaga gawang Inggris Peter Shilton ada di tanah. Maradona, pemain sepak bola hebat Argentina yang termasuk di antara pemain terbaik yang pernah ada dan yang memimpin negaranya meraih gelar Piala Dunia 1986, telah meninggal. Dia berusia 60 tahun
Foto: AP Photo
Diego Maradona, (kiri kedua), mencetak gol keduanya ke gawang Inggris pada pertandingan perempat final Piala Dunia, di Mexico City, Meksiko, pada 22 Juni 1986. Pemain Inggris Terry Butcher, kiri, mencoba menjegal Maradona, sementara penjaga gawang Inggris Peter Shilton ada di tanah. Maradona, pemain sepak bola hebat Argentina yang termasuk di antara pemain terbaik yang pernah ada dan yang memimpin negaranya meraih gelar Piala Dunia 1986, telah meninggal. Dia berusia 60 tahun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peri Sandria mengaku banyak mempelajari teknik diving dari legenda sepak bola Diego Armando Maradona ketika sudah berada di dalam kotak penalti. Hal ini diungkapkannya ketika berbincang dengan republika.co.id pada Kamis (26/11) untuk mengenang sang super star lapangan hijau yang meninggal akibat serangan jantung, Rabu (25/11).

"Pertama, tentu saja kita dan seluruh dunia kehilangan salah satu pemain sepak bola yang pernah ada. Maradona adalah sosok yang selalu memberikan inspirasi bagi para pesepak bola termasuk saya," ujar legenda sepak bola nasional ini.

Peri, topskor Liga Indonesia 1994/1995 dengan torehan 34 gol dari 37 laga ini, mengaku mempelajari teknik diving dan segala trik yang dilakukan Maradona. "Selain skill sepak bola yang istimewa, Maradona juga salah satu pemain yang memiliki aksi diving dan trik yang baik. Yang tidak terlihat oleh wasit. Salah satunya yang sangat terkenal tentu saja gol Tangan Tuhan ke gawang Inggris," kata Peri.

Satu lagi yang dicontoh Peri dari Maradona adalah sifat egois seorang penyerang. "Striker harus ada sikap egois kalau sudah di kotak penalti. Ini juga saya belajar dari seorang Maradona. Egois kadang dibutuhkan oleh seorang striker untuk mengambil keputusan melakukan eksekusi akhir," kata mantan bomber timnas Garuda ini.

"Selain itu Maradona bisa dibilang pembunuh berdarah dingin di kotak penalti. Dia jarang mencetak gol dengan tendangan keras. Kebanyakan pasti secara perlahan namun pasti. Itulah kelebihan yang jarang dimiliki oleh pesepak bola lainnya," kata mantan pemain yang membawa Bandung Raya juata Liga Indonesia 1995/1996 ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement