REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pernyataan Gubernur Cagayan di Filipina yang dinilai anti-Muslim membuat marah para pejabat Muslim. Sebelumnya, selama sidang Senat pada Rabu (25/11), Gubernur Cagayan Manuel Mamba membuat pernyataan yang mengaitkan komunitas Muslim dengan masalah perdamaian dan ketertiban.
Dalam dengar pendapat Senat tentang banjir di Cagayan baru-baru ini, Mamba menyebut Muslim saat ia mengatakan tentang potensi Cagayan. Ia menyiratkan wilayah itu tidak memiliki masalah perdamaian dan ketertiban karena mereka tidak memiliki Muslim di sana.
Mamba membuat pernyataan itu ketika dia mencoba meyakinkan anggota parlemen untuk merehabilitasi Sungai Cagayan guna menarik wisatawan dan investor di sana. "Jika kita mengeruk sungai, mengembalikan Sungai Cagayan ke kejayaannya yang lama, saya pikir Cagayan dan Utara akan sangat menikmati, sejauh menyangkut aktivitas ekonomi Luzon. Kami tidak memiliki Muslim di sini. Kami tidak memiliki masalah sejauh menyangkut perdamaian dan ketertiban di sini," kata Mamba dalam campuran bahasa Inggris dan Filipina, dilansir di ABS-CBN News, Kamis (26/11).
Namun, beberapa jam setelah pernyataan Mamba, Kantor Informasi Publik Cagayan mengeluarkan permintaan maaf. "Gubernur Mamba mengklarifikasi yang ingin dia rujuk adalah tidak ada ekstremis di antara saudara-saudara Muslim kita di Cagayan. Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur Mamba menyesal jika pernyataannya saat komite Senat memberikan konteks yang berbeda," demikian pernyataan kantor tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial.
Sebelumnya, Komisi Nasional Muslim Filipina (NCMF) mengecam pernyataan Mamba tersebut. Anggota Parlemen Bangsamoro Zia Alonto Adiong juga mengecam Mamba atas komentarnya, tetapi kemudian mengakui permintaan maafnya.
"Sungguh, siapa yang akan berpikir seperti itu kecuali orang-orang fanatik? Saya punya kejutan untuk Anda, gubernur, kami ada di mana-mana! Jangan takut karena kami memiliki polisi dan tentara Muslim juga untuk menjaga kami semua tetap aman dan terlindungi. Kami memiliki Gubernur Muslim yang melakukan pekerjaan yang persis sama dengan Gubernur Mamba," katanya melalui unggahan di Twitter.
Adiong mengingatkan umat Islam mereka hendaknya tidak membiarkan orang-orang mengatakan 'Anda adalah masalahnya'. Ia mengatakan, seorang Muslim memiliki semua hak sebagai warga negara di bawah konstitusi, dan untuk memilih tinggal di mana pun mereka mau.
"Ada diplomat Muslim, pengusaha Muslim, dokter Muslim, ilmuwan Muslim, penemu Muslim, akademisi Muslim, legislator Muslim dan sebagainya. Sebut saja, kami punya," katanya.