REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kelompok Islam Malaysia mengecam pertemuan rahasia Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo sebagaimana dilaporkan media Israel.
Presiden Majelis Syura Ormas-ormas Islam Malaysia (MAPIM) Mohd Azmi Abdul Hamid menuntut para pemimpin Arab Saudi dan Arab agar menghentikan kesepakatan dengan Israel dan menolak pengakuan apapun atas Israel.
“Menuntut Pemerintah Saudi menahan diri dari melakukan tindakan mendukung kekuatan asing yang akan merusak perjuangan bangsa Palestina,” kata Mohd Azmi dalam rilisnya kepada Anadolu Agency pada Kamis.
Mohd Azmi mengutip laporan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA) pada 2017, yang menyimpulkan bahwa Israel merupakan negara Apartheid yang telah melakukan tindakan tidak manusiawi.
Mohd Azmi mengatakan Israel sejak awal berencana memusnahkan Palestina dan AS memberikan dukungan penuh kepada Israel untuk tujuan tersebut.
“Kami bingung dengan gagasan perdamaian dengan Israel yang kini coba dilakukan oleh pemerintah Saudi melalui AS,” kata Mohd Azmi. Untuk itu, Mohd Azmi meminta para pemimpin Arab kembali berkomitmen mendukung perjuangan bangsa Palestina.
“Kami juga menuntut pemerintah Saudi dan negara-negara Arab mendukung gerakan boikot terhadap Israel serta mencegah campur tangan pasukan asing untuk melakukan intervensi di Palestina,” kata Mohd Azmi.
Senin lalu, Media Israel mengungkapkan telah terjadi pertemuan tripartit Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman, dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Arab Saudi. Surat kabar Israel "Haaretz" dan "Walla" mengatakan pertemuan itu diadakan secara diam-diam di Arab Saudi pada hari Minggu.
Kepala badan intelijen asing Israel "Mossad" Yossi Cohen disebutkan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Kantor Perdana Menteri Israel tidak menyangkal berita tersebut.