Kamis 26 Nov 2020 15:21 WIB

Kisah Mundari Karya Kesulitan Kawal Maradona

Mundari bersama timnas Indonesia menghadapi Maradona di Tokyo, Jepang.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Mundari Karya
Foto: www.arenaku.com
Mundari Karya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia tergabung bersama Argentina, Polandia, dan Yugoslavia di babak Penyisihan Grup B Piala Dunia KU-17 tahun 1979 silam di Tokyo, Jepang. Salah satu pemain yang tampil di momen bersejarah tersebut adalah Mundari Karya.

Berposisi sebagai pemain bertahan, Mundari mendapatkan perintah langsung dari pelatih saat itu Sucipto Suntoro untuk menjaga bintang Argentina, Diego Armando Maradona. Sang ikon sepak bola planet ini meninggal dunia akibat serangan jantung semalam.

Kepada republika.co.id, Kamis (26/11), Mundari mengungkapkan, sudah sejak di Jakarta dia dipersiapkan untuk menjaga sang legenda agar tidak bisa leluasa mengobrak-abrik pertahanan timnas Garuda saat itu.

"Betul, saya ditugasi menjaga Maradona. Saya bahkan mendapat porsi latihan tambahan untuk menjaga Maradona. Saya diminta kemanapun Maradona bergerak untuk selalu menjaganya dengan ketat," ujar Mundari.

Namun dalam praktiknya, ternyata Mundari sangat kesulitan. "Bukan hanya kesulitan menahan laju gerak Maradona yang lincah. Karena ternyata ada dua pemain Argentina lainnya (Ramon Diaz dan Juan Barbas) yang wajah dan body-nya juga mirip dengan Maradona. Saya sering salah orang karena memang mirip wajahnya,".

"Maradona juga berkali-kali melewati saya. Tetapi bukan hanya saya. Dua gol yang dicetaknya ( menit 19 dan 39 di Stadion Omiya Tokyo) adalah hasil dari gocekan bola dari separuh lapangan yang melewati para pemain kita. Skill dan kecepatan Maradona luar biasa," kata dia.

Mundari menyatakan, saat itu Timnas Indonesia dan Argentina berada dalam satu hotel yang sama di Tokyo. Jadi dia sering melihat bagaimana seorang Maradona sebagai pemain yang sangat disiplin dalam berlatih. "Saya lihat Maradona selalu ada latihan khusus sendiri. Dia sangat disiplin," 

Semua gerakan yang sekarang dilakukan Lionel Messi menurut Mundari sudah lebih dahulu dilakukan Maradona. "Kalau melihat gerakan Messi, itu kan hebat. Tapi Maradona sudah melakukan itu sebelumnya, bahkan dengan skill yang lebih baik," kata mantan pelatih PSPS Pekanbaru itu.

"Kita sangat kehilangan dengan kepergian Maradona untuk selamanya. Mungkin pemain sehebat Maradona tidak akan lahir dalam masa seratus tahun sekali. Seluruh dunia kehilangan seorang bintang besar," kata Mundari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement