Kamis 26 Nov 2020 18:15 WIB

Pelaku Pariwisata Kecewa Libur Dipangkas, Ini Kata Satgas

Kasus covid yang tidak terkendali akan berdampak buruk pada seluruh kegiatan usaha.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pengunjung berfoto dengan latar belakang Istana Kepresidenan di kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/11). Satgas Penanganan Covid-19 memaklumi adanya kekecewaan yang disampaikan para pengusaha sektor pariwisata terkait kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah hari libur akhir tahun 2020. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, rekomendasi untuk mempersingkat atau meniadakan libur akhir tahun justru berdasarkan kepentingan masyarakat.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Sejumlah pengunjung berfoto dengan latar belakang Istana Kepresidenan di kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Ahad (1/11). Satgas Penanganan Covid-19 memaklumi adanya kekecewaan yang disampaikan para pengusaha sektor pariwisata terkait kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah hari libur akhir tahun 2020. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, rekomendasi untuk mempersingkat atau meniadakan libur akhir tahun justru berdasarkan kepentingan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 memaklumi adanya kekecewaan yang disampaikan para pengusaha sektor pariwisata terkait kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah hari libur akhir tahun 2020. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, rekomendasi untuk mempersingkat atau meniadakan libur akhir tahun justru berdasarkan kepentingan masyarakat. Bila pandemi bisa benar-benar dikalahkan nanti, ujar Wiku, yang diuntungkan juga pelaku industri pariwisata. 

"Satgas juga memahami kondisi pelaku usaha di sektor pelaku pariwisata di tengah pandemi covid terutama mendekati akhir tahun. Namun demikian perlu diketahui bahwa peningkatan kasus positif yang tidak terkendali juga berdampak buruk pada kelangsungan kegiatan usaha di berbagai sektor termasuk sektor pariwisata," kata Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Kamis (26/11). 

Baca Juga

Belajar dari pengalaman yang terjadi saat tiga periode libur panjang sebelumnya, Wiku melanjutkan, maka pemerintah berusaha mengambil jalan tengah untuk mengendalikan risiko penularan Covid-19. Ia menyampaikan, sampai hari ini pemerintah masih membahas mengenai pemangkasan libur akhir tahun. 

"Kebijakan yang akan diambil tentunya sudah mempertimbangkan berbagai dampak termasuk terhadap sektor pariwisata. Kami mohon pengertian dari seluruh pihak agar kondisi aman dari covid19 ini betul-betul dapat terjaga meskipun kita nanti akan melalui libur yang di akhir tahun ini," katanya. 

Wiku juga meminta masyarakat menyadari betul risiko yang dihadapi apabila abai dalam menjalankan protokol kesehatan. Ia mengingatkan kembali adanya lonjakan kasus Covid-19 pascalibur panjang yang sempat terjadi sebelumnya. 

"Masy harus belajar dari pengalaman libur panjang pada bulan-bulan sebelumnya, seperti libur panjang Idul Fitri, hari kemerdekaan, dan libur akhir Oktober. Dari data yang kami peroleh terdapat peningkatan kasus positif pascaliburan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement