REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Unifikasi Korea Selatan (Korsel) Lee In-young mengatakan negaranya harus memberikan bantuan makanan dan pupuk ke Korea Utara (Korut) paling lambat musim semi tahun depan. Hal itu agar Korut dapat mengatasi kekurangan pangan kronis.
"Ada peringatan bahwa virus Corona melumpuhkan produksi dan rantai pasokan untuk tanaman, dan perubahan iklim memperburuk keadaan, yang kemungkinan akan menyebabkan kelaparan ekstrem dan kesulitan dalam mengamankan makanan," kata Lee di sebuah forum internasional di Seoul pada Kamis (26/11), dikutip laman kantor berita Korsel Yonhap.
Dengan latar belakang tersebut, Lee mengatakan negaranya tidak bisa untuk tak memirkan penduduk Korut yang menderita tiga kali lipat akibat dampak banjir, virus Corona, dan sanksi intenasional. "Jika perlu, Korsel harus berusaha bekerja sama dengan Korut pada waktu yang tepat melalui cara-cara seperti (penyediaan) makanan, pupuk, dan lainnya sekitar musim semi tahun depan," ujarnya.
Dia berpendapat Korsel dan Korut dapat mengubah Semenanjung Korea menjadi wilayah yang lebih stabil. Hal itu dapat terwujud jika kedua negara tidak hanya bekerja sama dalam penanganan pandemi, tapi juga terkait bencana alam dan perubahan iklim.
Atas dasar itu, Lee mengatakan Korsel bermaksud membuat sistem kerja sama yang lebih bisa diprediksi dan stabil. "Kami akan membuat kerangka kerja untuk kerja sama yang berkelanjutan dengan melampaui pola acara satu kali dan menghasilkan momentum baru untuk kerja sama secara keseluruhan dalam bisnis kemanusiaan," ucapnya.
Lee mengungkapkan kerja sama kemanusiaan antara Korsel dan Korut harus dilakukan dengan cara yang membawa kedua negara menuju hidup berdampingan.