Kamis 26 Nov 2020 22:28 WIB

Kiai Azaim Bantah Masuk Jajaran Komite Khittah NU 1926

Kiai Azaim membantah terlibat dalam jajaran pengurus Komite Khittah NU 1926

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Kiai Azaim membantah terlibat dalam jajaran pengurus Komite Khittah NU 1926 (ilustrasi) logo nahdlatul ulama
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
Kiai Azaim membantah terlibat dalam jajaran pengurus Komite Khittah NU 1926 (ilustrasi) logo nahdlatul ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, KHR Ach Azaim Ibrahimy, mengklarifikasi bahwa dirinya tidak termasuk dalam jajaran kelembagaan Pengurus Besar Komite Khittah NU 1926.  

Cucu Kiai As’ad tersebut tetap memegang teguh amanah dari almarhum KH Shalahuddin Wahid (Gus Sholah) untuk melakukan gerakan khittah secara kultural, bukan diformalkan sebagai gerakan kelembagaan. 

Baca Juga

Klarifikasi Kiai Azaim tersebut menanggapi pertanyaan dari para alumni pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah, wali santri, simpatisan, maupun beberapa orang tentang tercantumnya nama Kiai Azaim dalam struktur kepengurusan PB Komite Khittah NU 1926.  

Berikut surat klarifikasi dari Kiai Azaim:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Sehubungan dengan beredarnya “Berita Acara  Penyusunan Pengurus Besar Komite Khittah Nahdlatul Ulama 1926” yang mencantumkan nama KH. Azzaim Ibrahimi Situbondo sebagai Rais Pengurus Besar Komite Khittah NU masa khidmat 2020-2025, kemudian beberapa alumni, wali santri,  dan simpatisan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo mempertanyakan kebenaran kabar tersebut.  

Dengan ini saya perlu menjelaskan sebagai berikut:

Bahwa saya tidak terkait dengan Pengurus Besar Komite Khittah Nahdlatul Ulama 1926. 

Bahwa saya memegang teguh amanah yang saya terima dari Almarhum KH Shalahuddin Wahid, dimana gerakan khittah dilakukan secara kultural, tidak dalam struktur kelembagaan.

Bahwa saya mengimbau kepada seluruh pihak untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan NKRI, umat Islam, dan khususnya sesama warga NU.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada para masyayikh, dzurriyyah dan tokoh yang berada di dalam komite khittah, saya menyampaikan klarifikasi ini untuk menjadi maklum. Demikian, semoga kita tetap mendapat hidayah dan inayah Allah SWT," kata Kiai Azaim dalam surat klarifikasi yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/11).  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement