REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Eks Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz membantah mengaitkan isu OTT Menteri KKP Edhy Prabowo dengan nama Rahayu Saraswati seperti yang dikutip beberapa media daring.
Donal Fariz merasa namanya dicatut pihak yang tidak bertanggung jawab. "Saya tidak pernah diwawancara baik text maupun melalui sambungan telepon. Saya pastikan itu pencatutan," tegas Donal Fariz yang saat ini menjadi advokat di Law Firm Visi Integritas.
Upaya mengaitkan nama Rahayu Saraswati yang saat ini mencalonkan sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan dengan OTT Menteri KKP Edhy Prabowo menurut Jubir Timses Muhamad-Saraswati, Ratih Utami, sebagai modus politik jahat dan fitnah.
Ratih mengatakan, kasus OTT menteri KKP Edhy sebagaimana keterangan resmi dari KPK adalah kasus suap. Sudah ada tujuh orang tersangka, satu pemberi dan enam penerima.
“Nama-nama tersangkanya sudah jelas. Sedangkan nama Rahayu Saraswati disebut-disebut merupakan upaya politik jahat, merupakan fitnah. Karena tidak ada kaitan sama sekali dengan kasus suap dan OTT ini" kata Ratih Utami.
Menurut Wakil Sekretaris DPW PSI Banten, mengaitkan nama Rahayu Saraswati dengan kasus suap tersebut merupakan mainan politik lawan di Pilkada Tangsel. Ini mainan politik lawan, yang sudah jelas dan terbukti korupsi itu Atut Chosiyah dan Chaeri Wardana di Banten dan Tangsel, bibi dan paman Pilar Saga Ichsan calon wakil wali kota Tangsel nomor urut 3, Ketua Partai Demokrat, Ketua Partai Golkar dan Presiden PKS pernah ditangkap KPK kasus korupsi, ini yang sudah terbukti, mengapa serangan ke Rahayu Saraswati yang tidak ada bukti terlibat kasus korupsi?" kata Ratih Utami.
Ratih Utami mengajak semua pihak melawan kasus korupsi secara konsisten. Sementara tuduhan Rahayu Saraswati terlibat korupsi merupakan kepanikan lawan karena survei Muhamad-Saraswati mulai unggul.
"Ayo lawan korupsi. Usut tuntas semua. Kami mendukung pemberantasan korupsi, tapi jangan membuat fitnah, apa karena survei terakhir Indikator Muhamad-Saraswati unggul kemudian ada opini jahat untuk merusak dengan menuduh Rahayu Saraswati terlibat korupsi," ujar Ratih.