Jumat 27 Nov 2020 09:28 WIB

AstraZeneca Disarankan Gabungkan Vaksinnya dengan Sputnik V

Pengembang vaksin Sputnik V menilai, penggabungan vaksin tingkatkan kemanjuran.

Vaksin eksperimental Covid-19 Sputnik V yang dikembangkan Rusia dikabarkan memiliki efektivitas 92 persen.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Vaksin eksperimental Covid-19 Sputnik V yang dikembangkan Rusia dikabarkan memiliki efektivitas 92 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembang vaksin Sputnik V mengomentari kemajuan vaksin AstraZeneca. Menurutnya, AstraZeneca perlu mencoba menggabungkan suntikan eksperimentalnya dengan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Rusia itu untuk meningkatkan kemanjuran.

Rusia mengatakan, vaksin Sputnik V 92 persen efektif untuk melindungi orang dari Covid-19, menurut hasil uji coba sementara. Di lain sisi, AstraZeneca mengatakan, vaksin Covid-19 yang diproduksinya 70 persen efektif dalam uji coba penting dan bisa efektif hingga 90 persen.

Baca Juga

"Jika mereka melakukan uji klinis baru, kami menyarankan untuk mencoba rejimen menggabungkan suntikan AZ dengan suntikan vektor adenoviral manusia #SputnikV untuk meningkatkan kemanjuran," kata pengembang vaksin Rusia di akun Twitter mereka, Kamis (26/11).

"Menggabungkan vaksin mungkin terbukti penting untuk vaksinasi ulang."

AstraZeneca mengatakan, akan memiliki sebanyak 200 juta dosis vaksin pada akhir 2020. Vaksin yang dikembangkan Inggris itu dipandang sebagai salah satu harapan terbaik bagi banyak negara berkembang karena harganya yang lebih murah dan kemampuannya untuk diangkut pada suhu lemari es yang normal.

Dengan 2.187.990 infeksi, Rusia memiliki jumlah kasus Covid-19 terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Brasil. AstraZeneca kemungkinan akan menjalankan uji coba global tambahan untuk menilai kemanjuran vaksinnya, kata kepala eksekutifnya Pascal Soriot, seperti dikutip oleh Bloomberg News, setelah pertanyaan diajukan atas hasil dari studi tahap akhir.

Ketika ditanya tentang keraguan soal vaksin AstraZeneca, Kepala Penasihat Ilmiah Pemerintah Inggris Patrick Vallance mengatakan bahwa vaksin itu berhasil.

"Hasil utamanya adalah vaksin itu bekerja dan itu sangat menarik," kata Vallance dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement