REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien yang pulih dari infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) mungkin tetap harus menggunakan masker. Mereka juga wajib menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti rajin mencuci tangan, tidak menyentuh wajah dengan tangan kotor, dan menjaga jarak aman yang telah diterapkan selama pandemi.
Patrick Kachur, seorang profesor di Columbia University Mailman School of Public Health di New York, Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa hanya ada sejumlah kecil dokumentasi kasus orang yang terinfeksi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) untuk kedua kalinya. Di lain sisi, ia mengatakan, belum banyak jelas apakah infeksi berulang dapat terjadi dengan mudah.
"Tampaknya, kena infeksi dari jenis virus yang berbeda secara genetik telah menjadi faktor dalam beberapa kasus reinfeksi yang dilaporkan,” ujar Kachur dilansir Today, Kamis (26/11).
Sementara itu, Colleen Kraft, kepala petugas medis di Rumah Sakit Universitas Emory di Atlanta mengatakan bahwa beberapa kasus menunjukkan bahwa orang yang terkena Covid-19 untuk kedua kalinya mungkin tidak terlalu parah penyakitnya. Namun, sulit untuk memastikan hal itu tanpa banyak data.
"Saya pikir saat ini banyak informasi hanya anekdot. Kami tidak tahu, tapi kami pikir ketika terinfeksi kembali, Anda mungkin memiliki penyakit yang jauh lebih ringan karena sistem kekebalan Anda sudah pernah melawannya,” jelas Kraft.
Baik Kachur dan Kraft mengatakan bahwa penting untuk terus memakai masker, terutama dengan kasus Covid-19 yang masih mengalami lonjakan secara global. Di luar kemungkinan terinfeksi ulang Covid-19, memakai masker juga akan membantu Anda terus melindungi orang di sekitar Anda dari virus lain yang menyerang pernapasan.
Menurut Kraft, selain Covid-19, mengenakan masker dapat melindungi dan meminimalisasi penularan virus lainnya. Tetesan (droplet) yang dihasilkan dari tubuh menyebarkan banyak unsur, jadi secara umum hanya memakai masker yang dapat mencegah penyebaran penyakit.
Kachur juga setuju bahwa terus memakai masker dapat membantu mencegah penyebaran virus lain. Hal ini secara khusus karena para dokter mencoba memahami lebih banyak tentang efek jangka panjang Covid-19 pada tubuh.
"Untuk penyintas Covid-19, terutama yang sudah punya masalah kesehatan yang membuatnya berisiko tinggi, mereka mungkin memiliki beberapa risiko sisa untuk infeksi lain. Dengan memakai masker, mereka artinya telah memberi proteksi untuk dirinya sendiri," kata Kachur.
Kachur dan Kraft sepakat bahwa memakai masker, bahkan setelah pulih dari Covid-19, dapat membantu persepsi publik. Sebab, orang tidak bisa mengetahui mengetahui apakah orang kebal terhadap virus atau tidak hanya dari penampilannya saja.
"Ini tidak seperti Anda mengenakan kemeja atau tanda yang menyimbolkan bahwa Anda sudah pernah kena Covid-19, jadi tidak apa-apa jika tidak menggunakan masker,'" jelas Kraft.