Jumat 27 Nov 2020 14:15 WIB

China Sepakat Beli 200 Juta Ton Batu Bara pada 2021

Nilai kerja sama batu bara Indonesia-China mencapai Rp 20,6 triliun.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Realisasi penjualan batu bara Indonesia dipastikan bakal mendapatkan rapor hijau dalam waktu tiga tahun mendatang. Hal ini menyusul komitmen para importir China yang menyetujui pembelian batubara Indonesia sebesar 1,46 miliar dolar AS atau setara Rp 20,6 triliun.
Foto: Aji Styawan/Antara
Realisasi penjualan batu bara Indonesia dipastikan bakal mendapatkan rapor hijau dalam waktu tiga tahun mendatang. Hal ini menyusul komitmen para importir China yang menyetujui pembelian batubara Indonesia sebesar 1,46 miliar dolar AS atau setara Rp 20,6 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi penjualan batu bara Indonesia dipastikan bakal mendapatkan rapor hijau dalam waktu tiga tahun mendatang. Hal ini menyusul komitmen para importir China yang menyetujui pembelian batubara Indonesia sebesar 1,46 miliar dolar AS atau setara Rp 20,6 triliun.

Ini tertuang dalam perjanjian kerja sama antara Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) dengan CCTDA (China Coal Transportation and Distribution). Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, hasil kesepakatan akan mendongkrak nilai batu bara yang sempat mengalami kelesuan di tengah pandemi Covid-19.

"Saya optimistis komoditas batu bara akan kembali bergairah menyusul adanya kerja sama ini. Sebuah momen positif untuk mengembalikan realisasi produksi sesuai dengan proyeksi yang ditetapkan," ungkap Agung, Jumat (27/11).

Agung menguraikan, kerja sama ini berawal dari hasil kunjungan kerja Pemerintah Indonesia ke Tiongkok yang diwakili oleh Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi beberapa bulan lalu. "Upaya ini merupakan langkah konkret pemerintah RI dan China dalam merayakan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara," jelasnya.