Sabtu 28 Nov 2020 03:00 WIB

Perbankan Islam Dianggap Tingkatkan Inklusi Keuangan

Inklusi keuangan meningkat dengan perbankan Islam.

Rep: Rizky Suryarandika./ Red: Muhammad Hafil
Perbankan Islam Dianggap Tingkatkan Inklusi Keuangan. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Perbankan Islam Dianggap Tingkatkan Inklusi Keuangan. Foto: Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Deputi Gubernur Bank Negara Pakistan (SBP) Seema Kamil menyampaikan industri perbankan syariah berpotensi besar meningkatkan akses layanan keuangan di negara tersebut. Hal itu disampaikan Kamil dalam sesi pengukuhan Islamic Finance Expo & Conference.

"SBP sepenuhnya mendukung industri perbankan Islam dan industri ini dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan jangkauan layanan keuangan yang sesuai dengan Syariah," kata Kamil dilansir dari the News pada Jumat (27/11).

Baca Juga

Kegiatan Islamic Finance Expo & Conference diselenggarakan oleh Professional Network bekerjasama dengan Institute of Business Administrasi Center for Excellence in Islamic Finance. Kamil menekankan SBP berupaya sekuat tenaga mencapai target yang ditetapkan dalam Strategi Inklusi Keuangan Nasional bagi perbankan syariah.

"Yang diperkirakan akan mencapai bagian 25 persen dalam total aset dan simpanan industri perbankan dan 30 persen bagian dalam total jaringan cabang industri pada akhir tahun 2023," ujar Kamil.

Kamil mengatakan pangsa perbankan Islam dalam pembiayaan perumahan telah melampaui perbankan konvensional. Ia meyakini warga Pakistan lebih memilih memiliki pembiayaan perumahan tanpa bunga.

"Karena mereka mengasosiasikan bahwa Riba menghilangkan Barakah dari rumah mereka jika dibiayai dengan pinjaman berbasis bunga," ucap Kamil.

Presiden Bank Meezan Irfan Siddiqui pada konferensi tersebut mengatakan visi jangka menengah untuk perbankan Islam adalah mencapai 50 persen pangsa pasar di Pakistan. Hal ini mengingat tingginya permintaan publik dan pertumbuhan keuangan Islam.

"Kami perlu memberikan kualitas layanan yang lebih tinggi kepada pelanggan kami sambil memastikan kepatuhan Syariah dan penggunaan teknologi," sebut Siddiqui. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement