Jumat 27 Nov 2020 18:52 WIB

Tak Ada Penambahan Kasus dari Klaster Pesantren Tasikmalaya

Salah satu pesantren di Kecamatan Cibeureum santri yang positif covid masih 48 orang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, saat diwawancara wartawan, Senin (13/4).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, saat diwawancara wartawan, Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat total pasien positif Covid-19 dari klaster pesantren masih belum mengalami peningkatan. Total kasus dari salah satu pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, masih berjumlah 48 orang. Mereka seluruhnya adalah santri.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, para santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu masih menjalani isolasi di salah satu gedung di lingkungan pesantren. Sebab, seluruh santri yang positif tak memiliki gejala.

Baca Juga

"Memang di pesantren itu sudah menyiapkan gedung untuk ruang isolasi khusus. Mereka juga punya klinik yang memenuhi persyaratan," kata dia, Jumat (27/11).

Kendati demikian, petugas puskesmas tetap melakukan pengawasan di tempat isolasi itu. Selain itu, Dinas Kesehatan juga secara berkala melakukan supervisi kepada penanganan pasien di pesantren tersebut. 

Uus menambahkan, pihaknya juga telah melakukan penelusuran kepada 150 santri lainnya. Dari hasil uji usap (swab test) yang dilakukan, tak ditemukan penambahan kasus. 

"Kita juga kemarin periksa 150 sampel. Hasilnya negatif. Jadi tak ada penambahan dari klaster pesantren itu," kata dia.

Ia berharap, penanganan Covid-19 tersebut dapat dijadikan contoh pesantren lain ketika timbul kasus. Artinya, pihak pesantren harus siap menyediakan ruangan isolasi mandiri kepada pasien terkonfirmasi dari lingkungannya sendiri.

"Mudah-mudahan ini berjalan sesuai harapan kita. Diharapkan pesantren ini bisa dijadikan percontohan untuk penanganan Covid-19," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement