Jumat 27 Nov 2020 21:11 WIB

Cerita Casey Stoner Hadapi Sindrom Kelelahan Kronis

Stoner meraih gelar juara dunia MotoGP dengan dua tim pabrikan yang berbeda.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Casey Stoner
Foto: EPA/MARK HORSBURG
Casey Stoner

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Pengoleksi dua gelar juara dunia MotoGP, Casey Stoner, mengungkapkan perjuangan melawan sindrom kelahan kronis yang selama ini membelitnya. Mantan pembalap tim Ducati itu bahkan mengawali hari dengan hanya separuh dari energinya.

Kiprah Stoner di pentas MotoGP memang terbilang singkat. Mulai berkiprah di kelas utama MotoGP pada 2002, Stoner memilih mundur pada 2012. Kendati begitu, selama beberapa musim tampil di kelas utama MotoGP, Stoner bisa meraih gelar juara dunia dengan dua tim pabrikan yang berbeda. Pertama bersama Ducati pada 2007 dan kemudian saat memperkuat Honda pada 2011.

Namun, setahun setelah memastikan gelar juara dunia MotoGP bersama Honda, Stoner mengumunkan pensiun dari gelaran balap motor paling bergengsi sejagat tersebut. Padahal, saat itu, Stoner baru berusia 27 tahun dan dinilai tengah berada di puncak kariernya serta dianggap dalam deretan pembalap elite MotoGP.

Stoner kembali menyita perhatian publik pada Desember 2019. Pada saat itu, Stoner mengaku tengah mengidap penyakit berupa sindrom kelelahan kronis. Akibat penyakitnya tersebut, Stoner merasa cepat lelah. Bahkan, dalam momen-momen tertentu, mantan pembalap berusia 35 tahun itu sempat mengaku hanya bisa terbaring di tempat tidur ataupun sofa.

Kini, dalam sebuah wawancara dengan El Mundo Deportivo, Stoner mengungkapkan pengalamannya dalam menghadapi penyakit tersebut. ''Saya merasakan kondisi fisik yang terus menurun tanpa alasan yang jelas. Saya sempat berlatih, tapi kembali dengan kondisi yang lebih parah. Saya kira, saya bisa menemukan solusi atas penyakit ini dengan terus berlatih. Faktanya, penyakit ini terus mengegerogoti kondisi fisik saya,'' kata Stoner seperti dilansir Crash, Selasa (27/11).

Kendati begitu, saat ini Stoner mengaku sudah mulai lebih baik. Mantan pembalap asal Australia itu menyebut sudah bisa mengatur penggunaan energi di dalam tubuhnya. ''Sekarang, saya jauh lebih baik. Saya telah belajar untuk mengelola tenaga yang saya miliki. Terkadang, dalam satu hari, saya bisa memulai hari hanya dengan 50 persen tenaga saya,'' jelasnya.

Stoner menyebut, penyakitnya ini telah membuatnya berpikir ulang soal prioritas dalam hidup. Apabila merasa cukup bugar, maka Stoner akan menghabiskan waktu bersama putrinya atau bahkan melakoni hobi barunya bermain golf. ''Namun, saya sudah jarang sekali mengendari motor. Mungkin dalam dua tahun terakhir, saya hanya dua kali mengendari motor,'' kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement