Jumat 27 Nov 2020 22:56 WIB

Pekan Ketiga Siaga, Kegempaan Merapi Terus Naik

BPPTKG ungkap kegempaan Merapi meningkat dibandingkan pekan lalu

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aktivitas hembusan asap putih Gunung Merapi terlihat di wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (16/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB terjadi 21 gempa guguran, 16 kali gempa hembusan, 65 kali fase banyak dan 12 kali gempa vulkanik dangkal.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Aktivitas hembusan asap putih Gunung Merapi terlihat di wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (16/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB terjadi 21 gempa guguran, 16 kali gempa hembusan, 65 kali fase banyak dan 12 kali gempa vulkanik dangkal.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas Gunung Merapi berstatus siaga (level III) sejak ditetapkan 5 November 2020. Memasuki pekan ketiga, aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih terus mengalami peningkatan setiap pekannya, termasuk pada periode 20 hingga 26 November 2020.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, Hanik Humaida mengatakan, ada 277 gempa vulkanik dangkal, 2.464 gempa fase banyak, empat gempa low frekuensi, 340 gempa guguran, 541 gempa hembusan dan 9 gempa Tektonik.

"Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih tinggi dibandingkan pekan lalu," kata Hanik, Jumat (27/11).

Secara visual, cuaca sekitar Gunung Merapi cerah pada pagi, berkabut pada siang-malam. Asap berwarna putih, ketebalan tipis-tebal bertekanan lemah hingga sedang, dan tinggi asap maksimum 750 meter teramati dari Pos PGM Babadan 26 November 2020.

Guguran teramati berjarak luncur satu kilometer di sektor barat ke arah hulu Kali Lamat pada 22 November. Analisis puncak dari foto sektor tenggara 26 November atas 19 November menunjukkan perubahan morfologi, runtuhnya sebagian kubah lava 1954.

Deformasi yang dipantau menggunakan EDM pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 11 centimeter per hari. Terjadi hujan di Pos PGM berintensitas curah hujan tertinggi 48 milimeter per jam selama 55 menit di Babadan pada 26 November 2020.

"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ujar Hanik.

Ia mengingatkan, potensi bahaya lini masih berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas maksimal lima kilometer. Karenanya, semua elemen masyarakat diminta tetap tenang sambil terus waspada.

Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten diminta mempersiapkan segala terkait mitigasi bencana akibat letusan Merapi yang bisa terjadi tiap saat. Penambangan di alur sungai-sungai berhulu di Merapi dalam KRB III direkomendasikan dihentikan.

Selain itu, Hanik mengingatkan agar pelaku wisata tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak. Masyarakat juga diharap mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi. 

"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," kata Hanik. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement