REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Esensi rehabilitasi sosial ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial. Ini agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hak dasar hidup, melaksanakan tugas dan peranan sosialnya, serta mengatasi masalah dalam kehidupannya.
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial (Ditjen Rehsos) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) salah satunya Balai Satria Baturraden melaksanakan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi). Ini sebagai acuan dalan melaksanakan program pelayanan. Untuk mendukung hal tersebut, maka dilaksanakanlah kegiatan Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Tahun 2020 dan Rencana Implementasi Atensi Tahun 2021.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 21-23 November 2020 ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial (Dirjen Rehsos), Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial (Sesdirjen Rehsos), Direktur Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza (Direktur RSKPN), pejabat struktural, dan staf Balai Satria Baturraden sejumlah 58 orang.
Dirjen Rehsos, Harry Hikmat menyampaikan, Atensi mengalami pembaharuan sehingga kerangka pikir dan parameternya menyesuaikan dengan program yang diperbaharui.
"Saat ini sekretariat bersama Biro Hukum sedang melakukan ulasan Permensos Atensi sehingga dalam pelaksanaan nantinya punya payung hukum di semua klaster," kata Harry.
Selain itu Harry juga menyampaikan terkait evaluasi Atensi. "Buat laporan evaluasi yang lengkap dengan dibekali basical keyword dan kerangka pikirnya tidak keluar dari Atensi. Respon semua korban Napza baik yang rekreasional hingga kompulsif sesuai dengan kebutuhan mereka berdasarkan layanan Atensi. Subjeknya bukan hanya PM tetapi juga keluarganya," ujar Harry.
Hal tersebut berkaitan dengan Sentra Layanan Sosial (Serasi) dimana Balai Satria Baturraden menjadi salah satu proyek percontohan untuk klaster Napza. Serasi diarahkan menjadi layanan yang lebih terpadu yaitu satu pintu dan Pusat Informasi dan Edukasi (PIE) Napza Baturraden punya potensi untuk ke depannya bisa melakukan aplikasi yang terkoneksi.
Hal senada disampaikan oleh Direktur RSKP, Victorious Saut Hamonangan Siahaan terkait sinergi indirect service yang dilakukan oleh direktorat dan direct service yang dilakukan oleh balai dalam mengimplementasikan Atensi.
Untuk mendukung dari segi SDM, Sesdirjen Rehsos, Idit Supriadi Priatna menyampaikan tentang roadmap pengembangan kapasitas di tahun 2021. Selain itu juga memotivasi pegawai agar memberikan pelayanan maksimal karena UPT menjadi ujung tombak Ditjen Rehsos.
"Jika Ditjen Rehsos hebat maka nama Kemensos juga ikut terdongkrak, karena UPT adalah show window Kemensos," kata Idit.
Pada kesempatan ini juga dilakukan evaluasi program rehabilitasi sosial secara internal oleh Kepala Balai Satria Baturraden, Restyaningsih serta strategi pelayanan di tahun 2021.
Program Atensi yang mengedepankan pendekatan keluarga, komunitas, dan residential care menjadi dasar dalam memberikan pelayanan rehabilitasi sosial termasuk untuk korban penyalahgunaan Napza.
"Selain itu layanan yang diberikan juga berbasis case managament, bukan collective managamenet yang diimplementasikan dalam tujuh komponen yaitu pemenuhan hidup layak, perawatan/ pengasuhan sosial, terapi, dukungan keluarga, pelatihan vokasional dan pembinaa kewirausahaan, bantuan dan asistensi sosial, serta dukungan aksesibilitas," papar dia.