Sabtu 28 Nov 2020 07:11 WIB

Jelang Musim Libur, Dokter Gambarkan Sekarat Akibat Covid-19

Dokter ICU perlihatkan apa yang terakhir akan dilihat pasien Covid-19 saat sekarat.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien Covid-19 di ICU Rumah Sakit Nasional di Itagua, Paraguay. Jelang musim liburan, masyarakat diserukan untuk tetap menghindari kerumunan, memakai masker, dan menjaga kebersihan tangan demi melindungi diri dan orang lain dari Covid-19.
Foto: AP/Jorge Saenz
Pasien Covid-19 di ICU Rumah Sakit Nasional di Itagua, Paraguay. Jelang musim liburan, masyarakat diserukan untuk tetap menghindari kerumunan, memakai masker, dan menjaga kebersihan tangan demi melindungi diri dan orang lain dari Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Libur akhir tahun niscaya memicu lonjakan kasus Covid-19 karena banyaknya orang berwisata dan melanggar protokol kesehatan. Sebelum memutuskan untuk berjubel di objek wisata favorit pada akhir tahun nanti, simak dulu video seorang dokter ICU menjadi viral belum lama ini.

Sang dokter memberikan peringatan serius bagi orang yang cenderung abai terhadap langkah pencegahan penyebaran dan penularan Covid-19. Dia menggambarkan proses bantuan napas yang akan diberikan kepada pasian yang sedang sekarat akibat penyakit infeksi SARS-CoV-2 itu.

Baca Juga

"Inilah yang akan Anda lihat di akhir hidup Anda jika kita tidak mulai mengenakan masker saat kita keluar di tempat umum,” kata dr Kenneth Remy dalam video yang viral, dikutip CNBC, Sabtu (28/11).

Sambil menunjukkan proses intubasi terhadap pasien, dokter dari Washington University Medical Center itu terus berbicara dalam nada cukup cepat. Dia menghadap kamera yang digambarkan sebagai pasien dengan melakukan intubasi menggunakan laringoskopi dan tabung endotrakeal. Proses ini merupakan bantuan pernapasan yang diterapkan pada bagian leher.

"Aku berjanji kepadamu, ini akan menjadi apa yang kamu lihat. Aku berjanji kepadamu ini yang akan dilihat oleh ibumu atau ayahmu atau anak-anakmu ketika mereka terkena penyakit Covid di akhir hidup mereka. Ini serius,” ujarnya.

 

Remy mengaku memiliki lebih dari 1.000 pasien Covid-19 dan sebagian besar dari mereka meninggal karena penyakit ganas ini. Dia mengunggah video itu setelah St Louis mengaami lonjakan kasus virus corona.

Selama sepekan terakhir, Remy berada di unit perawatan intensif dan melihat sejumlah kematian. Dalam wawancara dengan NBC News, Remy mengaku kerap menelepon 11 orang asing di tengah malam untuk memberi tahu bahwa orang yang mereka cintai baru saja meninggal.

“Jadi dalam pembicaraan itu, jika Anda mau, sayangnya, itu hanya membebani pundak saya seperti perasaan kalah,” kata dia.

Videonya telah dilihat lebih dari 71 ribu kali sejak diposting ke Twitter pada akhir pekan lalu. Remy berharap dari hal sederhana yang dilakukannya lewat video ini dapat setidaknya membantu mengubah kondisi menjelang liburan.

“Saya mengerti bahwa memakai masker di mana-mana saat Anda keluar di tempat umum bisa membuat Anda merasa tidak nyaman, tetapi yang juga paling tidak nyaman adalah berada di rumah sakit, berada di unit perawatan intensif, kesulitan bernapas,” katanya.

Pada Sabtu (21/11) pekan lalu,  AS melampaui 12 juta kasus Covid-19 dilebih dari 40 negara bagian. Sementara itu, Washington DC melaporkan persentase peningkatan kasus selama 14 hari terakhir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement