Sabtu 28 Nov 2020 07:12 WIB

Pengunjung Bioskop di Kota Bekasi Hanya 25 Persen 

Rendahnya pengunjung karena film yang ditayangkan dan masyarakat masih was-was.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Ratna Puspita
 Masyarakat memakai masker sebagai antisipasi terhadap virus corona saat tiba di bioskop KCM Cinemas Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 5 November 2020.
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Masyarakat memakai masker sebagai antisipasi terhadap virus corona saat tiba di bioskop KCM Cinemas Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 5 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Bioskop di Kota Bekasi sudah hampir satu bulan beroperasi. Namun, peminatnya masih sepi. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi, Tedy Hafni, mengatakan jumlah pengunjung rata-rata bioskop baru mencapai 25 persen.

"Kalau dilihat dari jumlah penonton, rata-rata masih rendah banget jumlahnya tuh masih di bawah 25 persen," kata Tedy saat dihubungi, Sabtu (27/11).

Baca Juga

Tedy mengatakan, masyarakat memang masih enggan untuk pergi ke bioskop. Penyebabnya adalah jadwal tayang film yang disajikan masih film-film lawas. 

"Film yang diputar saat ini sudah diputar di internet kan, bisa terjadi seperti itu. Jadi antusias masyarakat terhadap bioskop masih belum normal," terangnya.

Selain itu, lanjut Tedy, ada kemungkinan juga masyarakat masih waswas untuk datang ke bioskop. Hal ini lantaran masih tingginya risiko berada di dalam ruangan ber-AC dalam waktu yang lumayan lama.

"Sangat wajar saat ini masyakarat belum antusias pergi ke bioskop," ujar dia.

Sejauh ini, lanjut Tedy, total keseluruhan bioskop yang sudah dibuka di Kota Bekasi ada 14 lokasi. Di antaranya XXI 8 bioskop, CGV 2 bioskop dan 4 layar di Kota Cinema. 

Minimnya jumlah pengunjung bioskop ini juga tercermin dari rendahnya pajak yang disetorkan ke Pemkot Bekasi. Berdasarkan data yang disampaikan Tedy beberapa waktu lalu, bioskop menjadi objek pajak yang paling jauh capaiannya dari target. 

Perolehan pajak dari bioskop baru mencapai Rp 6,9 miliar dari yang ditargetkan yakni sebesar Rp 19,9 milyar. Tedy mengakui, dibukanya bioskop pada bulan lalu bukan hanya bertujuan untuk memperoleh profit dari perusahaan, melainkan upaya perusahaan bisa mendapatkan dana agar operasional tetap bisa berjalan.

"Pengusaha bioskop (belum) cari keuntungan, karena untuk operasionalnya dulu. Alat-alat juga kalau tidak terpakai juga takutnya rusak juga, jadi kita operasionalkan walaupun dengan konsekuensi tidak mengambil untung," tutur dia.

"Kalau tidak dioperasionalkan malah nanti alat-alat jadi rusak, nah itu malah yang menjadi kerugian tersendiri buat pengusaha bioskop," tambahnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement