Sabtu 28 Nov 2020 11:09 WIB

Selfie dengan Jenazah Maradona, Staf Rumah Duka Dipecat

Diego Maradona meninggal di rumahnya di Tigre, Argentina pada Rabu (25/11).

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
 Foto yang dipasok oleh Istana Kepresidenan Argentina menunjukkan peti mati legenda sepakbola Diego Armando Maradona diletakkan di rumah duka Casa Rosada di Buenos Aires, Argentina, 26 November.
Foto: AP/Argentina's Presidency
Foto yang dipasok oleh Istana Kepresidenan Argentina menunjukkan peti mati legenda sepakbola Diego Armando Maradona diletakkan di rumah duka Casa Rosada di Buenos Aires, Argentina, 26 November.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang karyawan di rumah duka tempat pemulasaraan mendiang Diego Maradona sempat melakukan hal yang tidak sopan saat mempersiapkan jenazah legenda sepakbola itu untuk upacara penguburannya. Dilansir laman Ace Showbiz, Sabtu (28/11), karyawan tersebut melakukan selfie dengan jasad Maradona.

Dia pun kehilangan pekerjaannya setelah kedapatan melakukan tindakan tak pantas itu. Menurut tabloid Inggris Mirror Sport, pria itu mengendap-endap di samping peti mati Maradona yang terbuka untuk berswafoto.

Baca Juga

Foto yang telah menjadi viral itu dilaporkan menunjukkan pria itu mengacungkan jempol di sebelah jenazah pria berusia 60 tahun itu. Warganet pun marah atas foto viral tersebut dan mendesak agar pelaku diberi hukuman.

"Dia harus dicabut kewarganegaraan Argentinanya. Anda tidak bisa melakukan hal seperti ini. Benar-benar tidak menghormati,” tulis seorang pengguna media sosial.

Sementara itu, pengguna yang lain pun meminta orang-orang untuk tidak mengunggah ulang foto tersebut untuk memberhentikan foto menjadi viral.  Setelah kemarahan publik, pemilik rumah duka Sepelios Pinier telah mengonfirmasi kepada media lokal bahwa karyawan tersebut telah dipecat.

Maradona mengembuskan napas terakhir di rumahnya di Tigre, di negara asalnya Argentina, pada Rabu (25/11) lalu. Ia meninggal karena serangan jantung saat masih dalam pemulihan dari operasi otak untuk mengobati hematoma subdural tiga pekan sebelumnya, tepanya pada 3 November.

Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Asosiasi Sepak Bola Argentina mengungkapkan kesedihan yang terdalam atas berpulangnya sang legenda. "Anda akan selalu ada di hati kami,” tulis pernyataan itu.

Presiden Alberto Fernandez mengumumkan tiga hari berkabung nasional. Jenazah Maradona sempat dibawa ke istana kepresidenan di Buenos Aires untuk untuk memungkinkan para penggemarnya mengucapkan selamat tinggal dan memberikan penghormatan terakhir.

Ribuan pelayat berderet pada Kamis (26/11) lalu. Hal itu menyebabkan keributan pada satu titik ketika beberapa berkonfrontasi dengan polisi yang mencoba menjaga ketertiban di rumah kepresidenan negara itu

Beberapa orang melemparkan botol dan potongan logam ke polisi di dekat Casa Rosada di jantung Buenos Aires. Petugas di satu titik menggunakan gas air mata untuk mencoba mengendalikan mereka.

Kemudian pada hari yang sama, jenazah Maradona dibawa ke pemakaman Bella Vista di pinggiran Ibu Kota tempat dia dimakamkan. Situs pemakaman itu merupakan situs pemakaman yang sama untuk mendiang orang tua Maradona. Upacara tersebut diadakan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement