REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pakar kedaruratan terkemuka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan, pada Jumat (27/11) menanggapi hasil penelitian ilmuwan China soal asal usul virus corona tipe baru, SARS-CoV-2. Menurutnya, akan menjadi "terlalu spekulatif" bagi WHO untuk mengatakan bahwa virus corona tidak muncul pertama kali di China.
Virus corona yang menyebabkan pandemi Covid-19 pertama kali teridentifikasi di sebuah pasar ikan di Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Desember 2019. Belakangan, China melemparkan narasi melalui media pemerintah bahwa virus tersebut sudah ada di luar negeri sebelum terdeteksi di Kota Wuhan, mengutip adanya virus corona pada kemasan makanan beku impor dan dokumen ilmiah yang mengeklaim virus telah beredar di Eropa tahun lalu.
"Saya rasa sangat spekulatif bagi kami untuk mengatakan bahwa penyakit ini tidak muncul di China," kata Ryan saat konferensi virtual di Jenewa usai disinggung apakah Covid-19 kemungkinan muncul pertama kali di luar China.
"Dari perspektif kesehatan masyarakat jelas bahwa Anda memulai penyelidikan di mana kasus pertama pada manusia muncul," kata Ryan seraya menambahkan bahwa bukti kemudian dapat mengarahkan ke tempat yang lain.
Ryan kembali menegaskan bahwa WHO berencana mengirim para ilmuwan ke pasar Wuhan guna menyelidiki lebih lanjut asal mula virus tersebut. Sebelumnya, WHO dituding oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebagai "sentris-China", tuduhan yang sering kali dibantah oleh badan PBB tersebut.