REPUBLIKA.CO.ID, KOBA–-Gaungkan slogan "Stop Boros Pangan", Pemprov Kepulauan Bangka Belitung melalui Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung gelar kampanye "Food Loss and Waste" di depan Kantor Bupati Bangka Tengah, Jumat.
“Program ini diselenggarakan selain untuk mendukung program pusat, juga untuk mengurangi jumlah sampah pangan di Indonesia yang mencapai hingga 300 kg per tahun per orang,” ungkap Edi, Kepala Dinas Pangan Kabupaten Bangka Tengah seeprti dikutip laman presmi Pemprov Babel sabtu (18/11).
“Food loss sendiri adalah sampah pangan yang masih dalam bentuk pangan mentah. Contohnya, penanganan sayur yang kurang tepat, penyimpanannya, dan pilihan belanja yang terlalu banyak. Sedangkan food waste adalah sampah pangan yang sudah dikonsumsi, misal sisa nasi dan sayur,” lanjutnya.
Dalam penjelasannya, setiap orang harus bisa mengukur porsi makan masing-masing sehingga, pangan yang seharusnya masih bisa dikonsumsi tidak terbuang dan busuk di tempat sampah. Sasaran dari kampanye ini adalah ibu-ibu yang notabene adalah orang yang dominan dalam mengatur pangan keluarga sehari-hari.
“Intinya jangan “melanya”, jangan malu ataupun gengsi untuk makan sampai habis. Makanlah secukupnya dan belilah sayur seperlunya. Terutama ibu-ibu, harus bijak dalam mengelola pangan sehari-hari,” tuturnya.
Kampanye "Food Loss and Waste" diselenggarakan bersamaan dengan pasar tani dengan melibatkan eselon II dan III di lingkungan Pemkab. Bangka Tengah sebagai tamu undangan. Hadir juga Staf Ahli Gubernur bidang Kemasyarakatan dan SDM, Toni Batubara; Sekda Bangka Tengah beserta istri, Staf Ahli Bupati Bangka Tengah, asisten II bidang perekonomian, Kepala Divisi CSR PT Timah dan Kepala Bank Sumsel Cabang Koba.
Sementara itu, ibu-ibu KWT Bangka Tengah yang diwakili KWT Mentari Desa Nibung, KWT Dahlia Simpang Perlang, KWT Kawa Arung Dalem, dan Formap (Forum Masyarakat Petani Bangka Belitung) mengisi pasar tani dengan aneka sayuran segar dan pangan hasil olahan yang langsung ludes terjual.
Sekda Bangka Tengah, Sugianto, berharap kampanye seperti lebih sering diselenggarakan dan dapat disosialisasikan ke masyarakat luas. “Saya berharap kebiasaan mengonsumsi pangan secukupnya dapat menjadi habit di masyarakat kita. Makan jangan mubazir, dan mulailah dari diri sendiri. Semoga acara ini membawa kepada budaya yang lebih baik sesuai dengan ajaran agama kita dan dapat diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Kampanye "Food Loss and Waste" ditutup dengan pembagian doorprize bagi pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.