Sabtu 28 Nov 2020 15:30 WIB

Rouhani Tuduh Israel Jadi Dalang Pembunuhan Pakar Nuklir

Pemerintahan Iran mengancam akan membalas pembunuhan Fakhrizadeh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh
Foto: EPA
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani dalang yang bertanggung jawab atas pembunuhan pakar nuklir Mohsen Fakhrizadeh. Negara Barat dan Israel sudah lama menuduh Fakhrizadeh ilmuwan yang mengepalai program senjata nuklir Iran.

Pemerintahan Iran mengancam akan membalas pembunuhan Fakhrizadeh. Media Iran melaporkan pakar nuklir itu tewas di rumah sakit usai di serang di dekat ibukota Teheran.

"Sekali lagi, tangan jahat global yang arogan ternoda oleh darah tentara bayaran rezim Zionis," kata Presiden Hassan Rouhani dalam pernyataan yang dikutip stasiun televisi negara, Sabtu (28/11).

"Pembunuhan martir Fakhrizadeh menunjukkan rasa frustasi musuh kami dan dalamnya kebencian mereka, pengorbanannya tidak akan memperlambat prestasi kami," tambah Rouhani.

Pembunuhan ini dinilai akan meningkatkan konfrontasi antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) sebelum Donald Trump menyelesaikan masa jabatannya. Peristiwa ini juga akan memperumit upaya presiden terpilih Joe Biden mengembalikan kebijakan luar negeri Barack Obama yang tenang.

Iran menekankan akan melakukan pembalasan dan para tokoh terkemuka pemerintahan mengecam atas terbunuhnya ilmuwan nuklir oleh penyerang yang dikaitkan dengan Israel. Peristiwa ini menjadi pembunuhan tingkat tinggi kedua tahun ini setelah komandan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan udara Amerika Serikat pada Januari.

Ilmuwan nuklir terkemuka yang mengepalai penelitian dan inovasi di Kementerian Pertahanan Iran, Mohsen Fakhrizadeh, meninggal di pinggiran ibu kota Teheran pada Jumat (27/11). Pembunuhan Fakhrizadeh telah menarik reaksi keras di Teheran.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement