Sabtu 28 Nov 2020 16:09 WIB

Jasa Mualaf Pickthall Pacu Pertumbuhan Islam Usai Tragedi

Sebelum tragedi 9/11 terjadi, Islam pernah dianggap agama asing di dunia barat. 

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agus Yulianto
Heather Ramaha, staf Angkatan Laut AS yang beralih memeluk Islam tak lama setelah tragedi WTC 11 September terjadi.
Foto: Honolulu Advertiser
Heather Ramaha, staf Angkatan Laut AS yang beralih memeluk Islam tak lama setelah tragedi WTC 11 September terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai tragedi teror yang meruntuhkan bangunan World Trade Center (WTC), 11 September (9/11) pada 2001 silam, gelombang Islamofobia berkembang deras di Amerika dan dunia. Namun, efek sebaliknya justru luar biasa, gelombang ketertarikan masyarakat Barat terhadap Islam pun semakin tumbuh. 

Dalam buku Tujuh Mualaf yang Mengharumkan Islam karya Tofik Pram dijelaskan, sebelum tragedi 9/11 terjadi, Islam pernah dianggap agama asing di dunia barat. Namun, selepas tragedi itu, pengetahuan tentang Islam memancing masyarakat barat untuk mencari tahu tentang Islam. 

photo
Tragedi 11 September 2001 yang menyebabkan gedung WTC runtuh. - (Reuters)

Masyarakat barat yang umumnya fasih berbahasa Inggris mulai mencari literatur tentang Islam di buku-buku bahasa Inggris. Buku-buku Islam serta Alquran terjemahan berbahasa Inggris kala itu telah tersedia berkat jasa seorang mualaf bernama Pickthall. 

Melalui karya-karya Pickthall, masyarakat barat mulai tercerahkan mengenai ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Islam kemudian tumbuh menjadi agama yang mampu menyaingi pertumbuhan populasi agama Kristen selama beberapa dekade terakhir. 

Islam dianggap sebagai agama yang menawarkan lebih dari sekadar keyakinan kepada Tuhan, melainkan mencakup kepada sesuatu untuk memahami dunia. Mengubah kekacauan menuju keteraturan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement