Sabtu 28 Nov 2020 21:47 WIB

Balita Meninggal Diajak Ngemis di Bekasi Sudah 4 Hari Sakit

Seorang balita meninggal di gendongan ibunya saat sedang diajak mengemis, Kamis.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengemis (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengemis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Potret kemiskinan yang memilukan terjadi di Kota Bekasi. Seorang balita berusia dua tahun yang berdomisili di Kelurahan Bojongmenteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota  Bekasi, meninggal dunia di gendongan ibunya saat sedang diajak mengemis, Kamis (26/11).

Kapolsek Bantargebang, Kompol Alam Nur, mengatakan, balita tersebut sudah sakit selama empat hari. Sang ibu, Nur Astuti Anjaya (32), katanya telah meminta bantuan kepada tetangga di sekitar kediamannya.

 

Namun, karena lingkungan kediamannya yang  juga berlatar belakang ekonomi sama, maka permintaan bantuan itu tak digubris.

 

"Keterangan dari ibunya karena tinggal di lingkungan yang begitu (ga sehat dan pas pasan) jadi ga ada tetangga yang respons," kata Alam saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (28/11).

 

Nur Astuti mengajak anaknya mengemis di Pasar Bantargebang lantaran tak ada orang lain yang menjaga sang anak di rumah.

 

Berdasarkan keterangan Alam, kehidupan sehari-hari Nur Astuti memang seorang pengemis. Sementara suaminya, Imar bin Yahya (58), bekerja serabutan. Mereka diketahui tinggal di belakang Pasar Bantargebang. 

 

Saat ini, pihak kepolisian telah mengembalikan kedua pasangan suami istri itu ke rumah. Mereka tak ditahan karena belum ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan yang dilakukan oleh orang tua korban.

 

"Iya nggak kita tahan, karena nggak ada tanda-tanda kekerasan. Namun kami menunggu perkembangan selanjutnya. Mungkin ada petunjuk-petunjuk lain," ucap dia.

Baca Juga

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya