REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT— Wakil Ketua Hizbullah di Lebanon memberikan tanggapan atas pembunuhan ilmuwan Mohsen Fakhrizadeh ada ditangan Iran. Hizbullah adalah partai politik paling berpengaruh di Lebanon yang didukung Iran.
"Kami mengecam serangan keji ini dan menilai reaksi atas kejahatan ini berada ditangan mereka yang berkepentingan di Iran," kata Sheikh Naim Qassem dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Al Manar, Sabtu (28/11).
Da mengatakan Fakhrizadeh dibunuh mereka 'yang disponsori Amerika Serikat (AS) dan Israel'. Qassem menambahkan pembunuhan tersebut bagian perang terhadap Iran dan kawasan.
Iran menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan Fakhrizadeh yang diserang di dekat ibukota Teheran. Israel belum bersedia memberikan komentar.
Pada awal bulan ini, Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan sekutu Iran di kawasan itu berada dalam tingkat kewaspadaan tinggi. Mereka berjaga-jaga bila Amerika Serikat atau Israel melakukan kebodohan di masa-masa akhir pemerintah Presiden Donald Trump.
Dia ditanya apakah ada kemungkinan Israel menyerang Lebanon di masa seperti saat ini. Qassem mengatakan dia tidak yakin hal itu terjadi tapi bila memang terjadi Hizbullah 'sepenuhnya siap' dengan konfrontasi'.
Perang terakhir Hizbullah dan Israel terjadi pada 2006. Qassem mengatakan tidak mungkin ada serangan langsung ke Iran karena akan 'memicu seluruh wilayah'.
"Kami tidak mengabaikan kemungkinan serangan terbatas dan Iran sudah siap dengan hal ini dan semakin siap lagi, tapi saya tidak melihat perang penuh dalam waktu dekat," katanya.