REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Israel sebagai dalang yang membunuh seorang fisikawan nuklir Iran berpangkat tinggi. Ilmuwan nuklir terkemuka yang mengepalai penelitian dan inovasi di Kementerian Pertahanan Iran, Mohsen Fakhrizadeh, meninggal di pinggiran ibu kota Teheran pada Jumat (27/11) waktu setempat.
"Sekali lagi, tangan jahat dari arogansi global diwarnai dengan darah rezim Zionis perampas tentara bayaran," kata Presiden Hassan Rouhani dalam sebuah pernyataan dilansir laman Aljazirah, Sabtu
"Pembunuhan martir (Mohsen Fakhrizadeh) menunjukkan keputusasaan musuh kita dan kedalaman kebencian mereka. Kemartirannya tidak akan memperlambat pencapaian kita," ujarnya menambahkan.
Fakhrizadeh telah lama dicurigai oleh Barat sebagai dalang program rahasia bom nuklir. Penguasa agama dan militer Iran mengancam akan membalas dendam atas pembunuhan ilmuwan nuklir Fakhrizadeh.
Menurut media Iran, Fakhrizadeh meninggal di rumah sakit setelah penyerang menembaknya di dalam mobilnya di Ab-Sard, pinggiran kota di Teheran timur. Pemimpin Tertinggi republik Islam Ayatollah Ali Khamenei berjanji untuk membalas pembunuhan Fakhrizadeh. Dia juga menekankan bahwa Iran masih melanjutkan berkerja pada program nuklirnya.
Dia menyerukan agar para pelakunya dihukum. "Ilmuwan kita mati syahid oleh penjahat dan tentara bayaran yang kejam," katanya.
Sehubungan dengan pembunuhan tersebut, Khamenei mengatakan pihak berwenang Iran harus secara serius mempertimbangkan dan menindaklanjuti dua masalah. "Pertama adalah menindaklanjuti kejahatan ini dan secara tegas menghukum pelakunya, dan yang lainnya, menindaklanjuti upaya ilmiah dan teknis para martir di semua sektor yang dia kerjakan," katanya.
Fakhrizade (63 tahun) pernah menjadi anggota Pengawal Revolusi Iran dan ahli dalam produksi rudal. Dia menjabat sebagai kepala Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan kementerian pertahanan pada saat kematiannya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara khusus menyebut nama Fakhrizadeh dalam presentasi 2018 tentang program nuklir Iran. "Ingat nama ini," katanya.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Israel dalam pembunuhan itu, tetapi tidak jelas siapa sebenarnya yang melakukan serangan itu. Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Majid Takht Ravanchi, menulis dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB bahwa beberapa ilmuwan top Iran telah tewas dalam "serangan teroris" selama dekade terakhir. Dia juga mengatakan bahwa tempat asing tertentu yang bertanggung jawab.
Dia menyebut pembunuhan "pengecut" atas Fakhrizadeh sebagai upaya untuk mendatangkan malapetaka di wilayah tersebut. Ini juga bakal mengganggu pembangunan Iran di bidang sains dan teknologi.