Ahad 29 Nov 2020 10:47 WIB

Kebakaran Hutan Bayangi Australia

Sebagian wilayah Australia termasuk Sydney mengalami malam terpanas

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Petugas damkar setempat mengamankan propert di  Waratah Road dan Kelyknack Road saat lautan api kebakaran semak mendekati  approaches kawasan Mangrove Mountain, Australia, Kamis (5/12).
Foto: AAP Image/Dan Himbrechts/via REUTERS
Petugas damkar setempat mengamankan propert di Waratah Road dan Kelyknack Road saat lautan api kebakaran semak mendekati approaches kawasan Mangrove Mountain, Australia, Kamis (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sebagian wilayah Australia termasuk Sydney mengalami malam terpanas selama November yang tampaknya akan berlanjut pada Ahad (29/11) ini. Pihak berwenang pun melarang adanya percikan api dalam bentuk apa pun.

Suhu udara di Sydney Central Business District (CBD) pada Sabtu (28/11) malam mencapai 40 derajat Celsius. Sementara di barat New South Wales, South Australia, dan utara Victoria suhu udara membakar hingga 45 derajat Celsius.

Baca Juga

Badan Meteorologi memprediksi suhu udara 40 derajat Celsius akan memasuki malam kedua berturut-turut pada Ahad. Mereka juga memperkirakan gelombang panas akan menghantam utara New South Wales dan tenggara Queensland selama lima hingga enam hari.

Perusahaan gas dan listrik Australian Energy Market Operator (AEMO) mengatakan prediksi kenaikan suhu udara mungkin akan meningkatkan permintaan pasokan ke New South Wales. Musim panas tahun lalu, Australia mengalami musim panas yang lebih lama dan panas dibandingkan musim-musim sebelumnya.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menjuluki musim panas itu sebagai Black Summer. Panas memicu kebakaran hutan besar-besaran yang menghanguskan sekitar 12 juta hektare lain, menewaskan 33 orang, dan diperkirakan satu miliar hewan.

Pemadam kebakaran Australia, Rural Fire Service, mengeluarkan larangan yang tidak mengizinkan masyarakat di sebagian besar timur dan barat laut New South Wales menyalakan api. Mereka mengatakan 'ada prediksi risiko kebakaran sangat tinggi' karena angin kencang dan panas memperburuk kondisi kering.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement