REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Yayasan Batik Indonesia (YBI) Yanti Airlangga membuka gelaran Live Batik Hunting yang dilakukan Kedutaan Besar RI untuk Korea Selatan (Korsel) di Seoul, Ahad (29/11). Digelar secara virtual, Yanti Airlangga mengaku pemasaran model ini sangat membantu penjualan batik dari perajin Indonesia ke pasar yang lebih luar, khususnya di Korsel.
Istri Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto ini mengaku, pandemi Covid-19 yang terjadi selama sembilan bulan ini membuat sistem penjualan tatap muka menjadi tersendat. “Selama masa pandemi ini kami tidak bisa berbuat banyak, karena kita hanya dapat melakukan penjualan-penjualan batik (secara daring),” tutur Yanti saat siaran langsung melalui akun Instagram @yanti.airlangga dari kediamannya di Jakarta, Ahad (29/11).
Ketua Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) ini menambahkan, meskipun dilanda pandemi, YBI mampu membantu perajin batik nasional dengan menjualkan produk mereka sekitar seribu batik selama sembilan bulan. Hasil penjualan langsung diberikan kepada perajin batik yang ada di seluruh Indonesia.
Yanti berharap Live Batik Hunting yang digelar KBRI Seoul bekerja sama dengan YBI mampu meluaskan jangkauan penjualan perajin batik nasional ke luar negeri, terutama ke Korsel. "Semoga KBRI Seoul dapat juga membantu dengan bantuan yang lebih luas lagi, sehingga dapat membantu perajin kecil dan UKM batik di Indonesia," tegas Yanti Airlangga.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Korsel, Umar hadi mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang dilakukan KBRI Seoul dengan YBI melalui pemasaran batik virtual ini. Ia mengaku kegiatan ini baru pertama kali dilakukan.
“Saya juga baru pertama kali melakukan ini, penjualan batik secara live on air di Instagram,” kata Umar Hadi. Ia menambahkan, sebagai perwakilan resmi pemerintah RI di Korsel, mengaku senang bisa mempromosikan batik di Negara Gingseng. Meskipun, pemasaran yang dilakukannya harus melalui virtual akibat pandemi Covid-19 yang masih melanda sebagian besar negara-negara di dunia.
“Selama ini kita lihat para pedagang berjualan batik di pasar, namun lewat teknologi, kita bisa berjualan di Instagram seperti ini,” kata Umar Hadi. Penjualan batik virtual ini dilakukan dengan menjual koleksi batik dari beberapa pengurus atau anggota YBI. Batik yang akan dijual ditampilkan dalam siaran langsung di akun Instagram KBRI Seoul.