REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Otoritas Korea Selatan (Korsel) akan mempertimbangkan kebijakan jarak sosial yang lebih ketat, Ahad (29/11) waktu setempat. Langkah itu untuk menekan aktivitas ekonomi setelah pekan lalu menghadapi penyebaran infeksi tercepat.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun akan bertemu dengan pejabat otoritas kesehatan pada pukul 15.00 waktu setempat untuk memutuskan apakah pembatasan untuk mengekang virus perlu diperketat lagi atau tidak. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mencatat, 450 infeksi virus corona baru pada Ahad.
Angka itu termasuk 413 infeksi lokal, sehingga meningkatkan total beban kasus menjadi 33.824. Sementara, total kematian bertambah satu menjadi 523 jiwa.
Tiga hari berturut sebelumnya, negara tersebut mencatat lebih dari 500 kasus Covid-19. Gelombang ketiga itu menandai tingkat infeksi tertinggi dalam hampir sembilan bulan virus masuk ke negara tersebut.