BEIJING -- Importir dari China menyetujui pembelian batu bara dari Indonesia sebesar 1,46 miliar dolar AS atau sekitar Rp 20,6 triliun dalam tiga tahun mendatang.
Komitmen ini ditandatangani oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) dengan CCTDA (China Coal Transportation and Distribution).
Juru bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengungkapkan, hasil kesepakatan akan mendongkrak nilai batu bara yang sempat mengalami kelesuan di tengah pandemi Covid-19.
"Itu momen positif untuk mengembalikan realisasi produksi sesuai dengan proyeksi yang ditetapkan," ungkap Agung dalam siaran pers.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan kesepakatan ini akan meningkatkan volume perdagangan
"Nilai kesepakatan antara perusahaan-perusahaan yang hadir pada saat penandatanganan kerja sama sebesar 1,46 miliar dolar AS.
“Ini merupakan bagian dari kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama kedua negara untuk mencapai volume perdagangan 200 juta ton pada 2021" ujar Hendra.
Menurut Agung, Indonesia juga menawarkan investasi di bidang hilirisasi batu bara pada investor dari China. China menurut dia sudah sangat maju dalam penguasaan teknologi pengolahan batu bara, termasuk gasifikasi.
Ketua Umum APBI Pandu Sjahrir mengatakan produsen batu bara optimistis menghadapi tahun 2021 meski pasar belum sepenuhnya pulih seperti pada 2018-2019. Total ekspor Indonesia ke China khususnya batu bara untuk periode Januari-September 2020 mencapai 4,9 miliar dolar AS.
Angka itu sebenarnya turun dibandingkan dengan total ekspor 2019 dalam periode yang sama yang mencapai 5,8 miliar dolar AS.