Ahad 29 Nov 2020 18:58 WIB

Khofifah Harap Muhammadiyah Bahas Isu-Isu Ini di Munas

Muhammadiyah menggelar Munas.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Khofifah Harap Muhammadiyah Bahas Isu-Isu Ini di Munas. Foto:  Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri peringatan HUT KORPRI ke-49 di Surabaya, Ahad (29/11).
Foto: Humas Pemprov Jatim
Khofifah Harap Muhammadiyah Bahas Isu-Isu Ini di Munas. Foto: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri peringatan HUT KORPRI ke-49 di Surabaya, Ahad (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan terimakasih atas ditetapkannya Jawa Timur sebagai tuan rumah Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih Muhammadiyah ke-31, Ahad (29/11). Munas yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Gresik ini digelar secara daring dan luring.

"Kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan bagi Jawa timur untuk menjadi tuan rumah, meskipun pandemi, insya Allah tetap memberikan manfaat besar bagi umat," ujarnya.

Baca Juga

Dalam sambutannya, Khofifah menitipkan pesan khusus untuk dibahas di dalam Munas Tarjih. Antara lain soal optimalisasi ekonomi umat di sektor makanan halal dan kedirian manusia di depan teknologi. Di depan 280 peserta Munas, Khofifah menjelaskan bahwa potensi ekonomi Indonesia sebagai negara mayoritas umat Islam terbesar di dunia belum sepenuhnya serius digarap.

Dia menjelaskan, saat ini Muslim menempati 24 persen dari total populasi dunia, dimana populasi Muslim terbesar berada di Indonesia. Meski begitu sampai saat ini Indonesia masih belum masuk dalam 10 negara penyuplai Halal Food Dunia.

"Intinya, walaupun sekarang penduduk islam terbesar dunia ada di indonesia tapi halal Food masih belum banyak dikenal dunia. Mudah mudahan di munas 31 akan mengurai beberapa item tentang halal Food, karena ada kebutuhan kita untuk mengangkat halal Food  karena akan membentuk karakter kita sebagai muslim. Bahwa sampai saat ini indonesia belum masuk 10 besar menyuplai halal Food dunia," ujar Khofifah.

Kemajuan teknologi yang semakin canggih, kata Khofifah juga cukup mengancam posisi manusia, mengingat telah lahirnya teknologi rekayasa genetik yang memiliki kemampuan yang tidak kalah dibanding manusia. Dalam Munas Tarjih Muhammadiyah, Khofifah berharap tantangan ini dapat didalami melalui aspek keislaman.

“Jangan apa-apa mesin, jangan apa-pa robot, jangan apa-apa gadget, digital IT. Ada sisi human di dalamnya. Akhlak, karakter, kearifan ada di human (manusia). Kami berharap sangat mohon sempatkan dibahas. Jangan kita digerakkan oleh robot, tapi robot digerakkan oleh kita. Format ini sangat membutuhkan masukan dari para ulama dalam munas ini," harapnya.

“Mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar, baik dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan umat, bangsa dan negara,” pungkas Khofifah.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement