Ahad 29 Nov 2020 20:16 WIB

Direksi RS Ummi Minta Maaf dan Berharap Pemkot Cabut Laporan

RS Ummi mengatakan swab test terhadap Habib Rizieq tidak sesuai prosedur.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ratna Puspita
RS Ummi di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Foto: Istimewa
RS Ummi di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Manajemen Rumah Sakit Ummi mengatakan pelaksanaan swab test terhadap Habib Rizieq Shihab tidak sesuai prosedur. Untuk itu, jajaran direksi meminta permohonan maaf dan berharap Pemkot Bogor mencabut laporan.

"Kami menyampaikan permohonan maaf kepada Satgas Covid Kota Bogor. Tidak ada maksud sedikit pun dari kami untuk menutup-nutupi. Kami akui memang ada kelemahan dari internal kami dalam melakukan komunikasi dan kordinasi," kata Direktur Utama RS Ummi, Andi Tatat dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Balai Kota Bogor, Ahad (29/11).

Baca Juga

Seharusnya, lanjut Andi, swab test yang dilakukan oleh MER-C terhadap Habib Rizieq disaksikan oleh Satgas Covid-19 Kota Bogor. Selain itu, pihak rumah sakit juga sama sekali tak mendapat laporan terkait laboratorium mana yang ditunjuk untuk meneliti hasil swab test imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu. 

Padahal, informasi tersebut dibutuhkan oleh Satgas Covid-19. "Sampai saat ini kita belum mendapat informasi mengenai hal itu. Kami juga masih mengusahakan kepada pihak MER-C," ujar Andi. 

Karena sudah telanjur dilaporkan ke kepolisian, Direktur Umum RS Ummi, Najamudin mengatakan pihak rumah sakit masih berharap Satgas Covid-19 Kota Bogor bisa mencabut laporan tersebut. "Surat (pemanggilan polisi) sudah saya terima juga. Tapi kami ingin ketika kita duduk disini sudah selesai semuanya (laporan dicabut)," kata Najamudin usai konferensi pers.

Berbeda cerita dan suasananya nanti, kata Najamudin, saat pemeriksaan masih dilanjut dengan agenda pemanggilan di Polresta Bogor Kota. "Saya belum bisa bersikap, artinya kita masih memegang komitmen untuk mencabut laporan. Kalau memang poin yang sudah disepakati kemudian ada A, B, atau C berarti harus komunikasi terus," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement