REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Islam, Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) pertama periode kepengurusan 2020-2025 secara daring dan tatap muka di Jakarta pada Ahad (29/11) hingga Selasa (1/12).
"Malam ini akan ada Mukernas, dengan agenda malam ini pembukaan Mukernas, kemudian pengukuhan pengurus periode 2020-2025, dan ada launching PT (Perseroan Terbatas)," kata Ketua Umum Parmusi, Usamah Hisyam sebelum acara pembukaan pada Ahad.
Pembukaan akan dilaksanakan secara tatap muka dengan peserta kurang lebih 100 orang dengan standar kesehatan covid-19. Sementara secara daring akan diikuti oleh seluruh pengurus di setiap Kabupaten atau Kota.
Dalam kesempatan ini, Usamah akan dikukuhkan sebagai Ketua Umum Parmusi 2020-2025. Dia berharap, melalui Parmusi umat islam hingga pelosok dapat memahami dengan betul makna tauhid yang sebenarnya.
"Harapannya dapat menjadi ormas islam fundamental melaksanakan kegiatan dakwah Illallah islamkan umat Indonesia. Bagaimana umat islam di seluruh pelosok memahami dan meyakini tauhid, melaksanakan amalan fiqih ibadah," kata dia.
Usamah berharap dalam kegiatan dakwah Parmusi dapat membangun Desa Madani yang beriman dan bertaqwa, memberdayakan ekonomi, memberdayakan sosial dan peningkatan keagamaan. Semuanya digerakkan oleh para dai Parmusi.
Saat ini terdapat 5.000 Dai parmusi, dan setiap desa dapat memiliki 1-2 Dai. Diharapkan pada lima tahun ke depan dapat menambahkan 5.000 lagi sehingga total dai mencapai 10.000 orang. Prioritas dakwah Parmusi yakni daerah perbatasan dan terluar di Indonesia, setelah tercapai semua ini baru akan mengarah ke kota.
Dalam Mukernas juga akan ada penyerahan rekor MURI terkait keberhasilan Muktamar keempat pada September 2020 lalu. Disebutkan dalam rekor MURI bahwa Parmusi menjadi organisasi masyarakat pertama yang berhasil menyelenggarakan Muktamar secara lancar dan tertib, dan sukses dihadiri oleh Presiden, Joko Widodo dan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin.
Usamah mengungkapkan, nanti selama Mukernas juga akan meluncurkan perusahaan yang dimiliki oleh organisasi Parmusi. Menurut Usamah, perusahaan tersebut berkaitan dengan perkebunan, pertanian, perdagangan dan peternakan yang akan menjadi off-taker dari Desa Madani.
Usamah mengungkapkan, selama ini Parmusi mengandalkan operasional kegiatan dakwah ke daerah pedalaman melalui Zakat, infak dan sedekah (ZIS) dan dari para kader. Melalui perusahaan tersebut, maka Parmusi akan menggunakan keuntungan perusahaan untuk melancarkan kegiatan dakwah para dai ke pelosok negeri.
"Ini sudah lima tahun direncanakan. Sebelumnya untuk dakwah dari ZIS dan kader, sekarang kita tingkatkan ke badan usaha supaya mandiri. Setiap Desa Madani akan ada perkebunan, dan lain-lain yang beli PT ini, yang kemudian menjual kepada konsumen, keuntungannya untuk logistik dakwah jadi kita mandiri. Selama ini kita kesulitan untuk gerakan dakwah karena tidak ada sumber tetap," papar Usamah.