Ahad 29 Nov 2020 21:33 WIB

Kecam Teror Sigi, JK: Itu Melampaui Batas Kemanusiaan

Satu keluarga di Sigi menjadi korban aksi teroris.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nidia Zuraya
Jusuf Kalla
Foto: Republika
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengecam pembunuhan sadis terhadap satu keluarga di Dusun Tokelemo, Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11). JK menyebut, aksi yang diduga dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora itu sebagai kejahatan yang melampaui batas kemanusiaan. 

"Saya mengecam keras aksi teroris yang melampaui batas batas kemanusiaan yang terjadi di Poso tersebut," ujar JK seperti dikutip dalam siaran pers, Ahad (29/11).

Baca Juga

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu juga menyampaikan bela sungkawa mendalam atas meninggalnya satu keluarga di Desa Lemba Tonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah itu.

"Saya menyampaikan bela sungkawa yang mendalam, semoga para korban mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata JK.

JK mengatakan, aparat keamanan selama ini telah berupaya keras dalam menumpas kelompok teroris yang ada di Indonesia. Namun, JK menilai perlu usaha keras lagi untuk menumpas kelompok teror hingga akar untuk memastikan tidak ada gerakan teror di Tanah Air.

"Agar mereka tidak bekeliaran lagi di Poso, demikian pula gerakan teror di wilayah lainnya di Indonesia ini. Dengan usaha keras aparat akan memulihkan rasa  ketakutan masyarakat sekaligus memberi  jaminan keamanannya," ujar JK.

JK menilai, masalah terorisme adalah musuh bersama bagi seluruh umat manusia. Karena itu, ia mengingatkan dibutuhkan dukungan semua pihak untuk memberangus teroris hingga akar-akarnya.

"Karena itu harus dilakukan perlawanan secara bersama sama tanpa rasa takut," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement