Senin 30 Nov 2020 08:24 WIB

Jusuf Kalla: Terorisme di Sigi Melampaui Batas Kemanusiaan

Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengecam pembunuhan sadis di Sigi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Christiyaningsih
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengecam pembunuhan sadis di Sigi. Ilustrasi.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengecam pembunuhan sadis di Sigi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (JK) berharap aparat keamanan mengusut tuntas pelaku pembunuhan sadis terhadap satu keluarga di Dusun Tokelemo, Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11). Ia mengecam dan menyebut pembunuhan sadis yang diduga dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora itu sebagai kejahatan yang melampaui batas kemanusiaan.

"Saya mengecam keras aksi teroris yang melampaui batas-batas kemanusiaan yang terjadi di Poso tersebut," ujar JK.

Baca Juga

JK juga berharap aparat keamanan baik Polri maupun TNI dapat memberangus gerakan teror di Tanah Air hingga akar-akarnya. "Kita berharap aparat mengerahkan segala upaya  menumpas gerakan teror sampai ke akar-akarnya agar mereka tidak bekeliaran lagi di Poso, demikian pula gerakan teror di wilayah lainnya di Indonesia ini," ujar JK seperti dikutip dalam siaran pers, Ahad (29/11) malam.

JK mengakui aparat keamanan selama ini telah berupaya keras dalam menumpas kelompok teroris yang ada di Indonesia. Namun, JK menilai perlu usaha keras lagi untuk menumpas kelompok teror hingga akar untuk memastikan tidak ada gerakan teror di Tanah Air.

"Agar mereka tidak bekeliaran lagi di Poso, demikian pula gerakan teror di wilayah lainnya di Indonesia ini. Dengan usaha keras aparat akan memulihkan rasa ketakutan masyarakat sekaligus memberi jaminan keamanannya," ujar JK.

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya satu keluarga di Desa Lemba Tonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah itu.

JK menilai masalah terorisme adalah musuh bersama bagi seluruh umat manusia. Karena itu, ia mengingatkan dibutuhkan dukungan semua pihak untuk memberangus teroris hingga akar-akarnya. "Karena itu harus dilakukan perlawanan secara bersama sama tanpa rasa takut," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement