REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Kelurah Pejaten Timur di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dibuka kembali setelah ditutup tiga hari untuk pencegahan penularan Covid-19.
"Insya Allah hari ini layanan kita bukan normal kembali," kata Lurah Pejaten Timur, Moch Rasyid Darwis saat dikonfirmasi, Senin (30/11).
Kantor Lurah Pejaten Timur ditutup selama tiga hari mulai Rabu (25/11) sampai Jumat (27/11), karena salah satu ASN terkonfirmasi positif Covid-19. Selama ditutup, dilakukan sterilisasi serta uji usap kepada seluruh ASN dan staf Kantor Kelurahan Pejaten Timur yang berjumlah 20 orang.
Menurut Darwis, hasil uji usap yang dijalani ASN dan staf Kelurahan Pejaten Timur sebanyak 19 orang termasuk dirinya dinyatakan negatif. Sedangkan satu orang positif sehingga ada dua pegawai yang positif Covid-19.
Satu orang yang positif berdasarkan uji usap yang dilaksanakan Kamis (26/11), adalah petugas penyedia jasa lainnya orang perorang (PJLP) bagian caraka sebelumnya punya kontak dengan staf Kelurahan Pejaten Timur yang pertama kali terkonfirmasi positif Covid-19.
"Saya dan ASN lainnya hasilnya negatif, tapi ada satu PJLP yang hasil uji usapnya positif," kata Darwis.
Darwis mengatakan, petugas PJLP tersebut sudah diisolasi mandiri dan hari ini akan dibawa ke Wisma Atlet. Sedangkan kondisi terakhir staf perempuan kantor Kelurahan Pejaten Timur yang dilaporkan positif Covid-19 pertama kali, sudah mulai membaik.
Staf Kantor Kelurahan Pejaten Timur tersebut terpapar Covid-19 dari suaminya yang lebih dulu terjangkit. Menurut informasi, satu keluarga terpapar Covid-19 tersebut tinggal di Jagakarsa.
"Kondisi ibu itu membaik, tapi kemarin suaminya meninggal dunia, selain karena Covid-19 juga ada penyertanya, karena sudah berumur juga usianya 60 tahun," kata Darwis.
Kantor Kelurahan Pejaten Timur meningkatkan pendisplinan protokol kesehatan dan rutin melakukan disinfeksi setiap sepekan sekali untuk mencegah penularan Covid-19. "Kita juga saling memberikan dukungan kepada para staf dan ASN untuk berjuang sama-sama sembuh dari Covid-19," kata Darwis.