Senin 30 Nov 2020 10:37 WIB

BEI: Pasar Modal Syariah Berpotensi Besar Dorong Ekonomi

Kontribusi aset pasar modal syariah terhadap PDB mencapai 29 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Layar elektronik menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, JUmat (23/10). Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mengatakan pasar modal syariah memiliki potensi yang besar dalam mendorong perekonomian nasional. Hal tersebut tercermin dari kontribusi total aset pasar modal syariah terhadap produk domestik bruto (PDB). 
Foto: Prayogi/Republika
Layar elektronik menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, JUmat (23/10). Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mengatakan pasar modal syariah memiliki potensi yang besar dalam mendorong perekonomian nasional. Hal tersebut tercermin dari kontribusi total aset pasar modal syariah terhadap produk domestik bruto (PDB). 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mengatakan pasar modal syariah memiliki potensi yang besar dalam mendorong perekonomian nasional. Hal tersebut tercermin dari kontribusi total aset pasar modal syariah terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Inarno menyebut, total aset pasar modal syariah pada 2019 terhadap PDB mencapai 29 persen atau sebesar Rp 4.569 triliun. Sedangkan kontribusi kapitalisasi saham syariah pada 2019 terhadap PDB mencapai 24 persen atau Rp 3.745 triliun. 

Baca Juga

Inarno optimistis, kontribusi pasar modal syariah terhadap perekonomian nasional pun akan terus bertumbuh didukung oleh potensi populasi Muslim terbesar di dunia. "Kami yakin kontribusi tersebut terhadap PDB ke depannya akan jauh meningkat secara bertahap," kata Inarno Senin (30/11).

Inarno mengatakan, pasar modal syariah mengalami perkembangan yang cukup bagus dan terus naik signifikan. Pasar modal syariah sendiri saat ini mendominasi pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Saat ini setidaknya sudah ada 451 saham syariah dari total 708 efek yang tercatat di BEI. 

"Kami bersama OJK dan DSN MUI, terus berkoordinasi dalam melakukan seleksi saham syariah," tambah Inarno. 

Adapun kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 51 persen atau sejumlah Rp 3.302 triliun dari total Rp 6.475 triliun kapitalisasi pasar secara keseluruhan. Sementara transaksi saham syariah per tahunnya mencapai 61 persen dari total transaksi di BEI. 

Selain itu, jumlah investor saham syariah juga tumbuh secara konsisten. Per Oktober 2020, investor saham syariah tercatat sejumlah 81.413 investor dengan rerata pertumbuhan per tahun mencapai 63 persen. 

Akumulasi transaksi investor syariah juga meningkat cukup signifikan. Per Oktober 2020, nilai transaksi harian mencapai Rp 3,6 triliun. Frekuensi transaksi pun juga meningkat cukup besar. Per oktober 2020, frekuensi transaksi harian meningkat menjadi 1,28 juta kali dibanding tahun lalu sebanyak 992 ribu kali. 

Inarno mengatakan, BEI secara konsisten mendukung upaya-upaya dan strategi pengembangan pasar modal syariah. Di antaranya yaitu dengan melakukan program literasi dan inklusi pasar modal syariah untuk memperkuat basis investor syariah ritel. 

BEI juga melakukan pengembangan efek dan instrumen syariah untuk memperluas bauran produk pasar modal syariah. Selanjutnya, BEO mengembangkan infrastruktur pasar modal syariah untuk memperkuat layanan dan landasan hukum pasar odal syariah. 

"Kami optimistis pasar modal syariah dapat berkembang lebih baik dan unggul dikancah global seiring dengan potensi yang sangat besar serta diikuti serangkaian implementasi strategi dan langkah taktis pemerintah, OJK serta SRO dan seluruh stakeholder pasar modal syariah," tutup Inarno. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement