REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Inggris meminta Netflix untuk memberikan klarifisikasi atas serial populernya The Crown. Pihak Netflix diminta menjelaskan kepada 195 juta pelanggannya bahwa sebagian adegan dari drama kerajaan itu adalah karya fiksi.
Menteri Budaya Inggris Oliver Dowden menekan Netflix untuk membahas pemalsuan bersejarah dalam seri andalannya tersebut. The Crown merupakan serial yang ditulis oleh Peter Morgan dan diproduksi oleh Left Bank Pictures.
"Ini adalah karya fiksi yang diproduksi dengan indah, sehingga seperti produksi TV lainnya, Netflix harusnya sangat jelas memberitahukan kalau ini karya fiksi sejak awal, hanya itu saja," ujar Dowden kepada The Mail, dikutip Senin (30/11).
Dowden juga berencana untuk menulis ke Netflix pada pekan ini untuk mengatasi kekhawatiran pemalsuan sejarah. Pihaknya menambahkan bahwa khawatir penonton The Crown bisa salah mengira fiksi ini sebagai fakta.
Menurut Dowden, dengan banyaknya drama faktual akan menambahkan penyangkalan tentang lisensi kreatif yang diambil dan diadaptasi dari peristiwa bersejarah. Sebab, The Crown di musim ke empat ini menayangkan adegan yang menampilkan bulimia Putri Diana.
Intervensi Dowden datang di tengah kegelisahan yang berkembang di sejarah alternatif The Crown, dengan kreator Peter Morgan yang sering menghiasi peristiwa kehidupan nyata untuk efek dramatis. Tak hanya itu, belum lama ini, musim keempat serial The Crown juga disoroti oleh ABC Australia karena memasukkan kata-kata mantan perdana menteri Bob Hawke bersama sejumlah ketidakakuratan sejarah lainnya.
Di sisi lain, saudara laki-laki Putri Diana, Charles Spencer, termasuk di antara mereka yang menyuarakan keprihatinan tentang serial tersebut. Hal itu diungkapkan setelah Emma Corrin memerankan mendiang saudara perempuannya.
"Orang Amerika mengatakan kepada saya bahwa mereka telah menonton 'The Crown', seolah-olah mereka telah mengambil pelajaran sejarah" kata Spencer.
Netflix tidak segera menanggapi permintaan dari pernyataan Dowden. Netflix hingga kini juga tidak memberikan komentar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika