REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengumumkan larangan pesta akhir tahun bagi seluruh warganya. Pemerintah Korsel juga mengatur agar sauna umum dan kafe ditutup setelah infeksi Covid-19 kembali melonjak signifikan.
Korea Selatan menjadi salah satu kisah sukses mitigasi virus korona di dunia. Namun, lonjakan infeksi telah muncul kembali tanpa henti. Hal ini memicu kekhawatiran bagi negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel melaporkan 450 infeksi baru pada Ahad (30/11) setelah lebih dari 500 kasus tercatat selama tiga hari berturut-turut. Pihak berwenang menyebut fenomena ini sebagai gelombang ketiga infeksi yang menyebar dengan laju tercepat dalam hampir sembilan bulan. Diduga penyebarannya didorong oleh wabah di fasilitas militer, sauna, sekolah menengah dan gereja.
Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun mengatakan pembatasan akan diperketat pada pertemuan dan kegiatan yang dianggap rawan penularan virus. Terutama di ibu kota Seoul dan daerah perkotaan sekitarnya.
"Acara dan pesta akhir tahun yang diselenggarakan oleh hotel, ruang pesta, wisma dan fasilitas akomodasi lainnya akan langsung dilarang," kata Chung dilansir dari kantor berita Bernama pada Senin (30/11).
Sauna dan ruang mandi uap dengan risiko tinggi infeksi massal juga akan dilarang seperti halnya les musik. Untuk kota lain, aturan jarak sosial akan diperketat mulai Selasa (1/12).
Chung mengatakan pemerintah sedang berbicara dengan parlemen tentang kemungkinan dana bantuan baru untuk rumah tangga dan bisnis. Jika resmi cair, inilah bantuan dana ketiga tahun ini ketika ekonomi sedang coba bangkit disana.
"Penilaian kami adalah bahwa kami membutuhkan dana dukungan krisis yang ketiga ... Pemerintah akan membuat kesimpulan tentang ini setelah berdiskusi dengan partai yang berkuasa dan oposisi," ujar Chung.