REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Laporan situs berita Iran yang mendukung pemerintah menyatakan, serangan yang menewaskan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh dilakukan dari jauh menggunakan senapan mesin. Senjata itu dikabarkan dikendalikan dari jarak jauh yang dipasang di mobil.
Menurut Fars, seluruh operasi dilakukan tanpa agen manusia sama sekali. Serangan itu terjadi selama tiga menit ketika tokoh kunci dalam program penelitian dan pengembangan militer negara itu bepergian bersama istrinya menuju kota resor Absard, di timur Teheran.
Pada saat itu, sejumlah peluru ditembakkan ke mobil lapis baja Fakhrizadeh. Ha itu mendorongnya untuk keluar dari kendaraan karena dia tampaknya tidak menyadari sedang diserang.
Begitu dia keluar dari kendaraan, senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh melepaskan tembakan dari jarak sekitar 150 meter, menghantamnya tiga kali, dua kali di samping dan sekali di punggungnya, mengenai sumsum tulang belakangnya. Pengawal Fakhrizadeh juga terkena tembakan.
Fakhrizadeh dievakuasi ke rumah sakit terdekat dan dinyatakan meninggal. Istrinya juga tampaknya meninggal dalam serangan itu.
Laporan Fars belum bisa terkonfirmasi. Namun laporan dari Iran mengindikasikan bahwa ledakan terjadi lebih dulu, memaksa mobil Fakhrizadeh berhenti. Kemudian agen bersenjata menembaki dia dan petugas keamanannya.
Menurut berita Fars, pihak berwenang Iran melacak pemilik Nissan, yang meninggalkan negara itu pada 29 Oktober. Nama pemiliknya tidak disertakan dalam laporan tersebut.
Dikutip dari timesofisrael, sejumlah analis pertahanan meragukan laporan Fars. Foto-foto tempat kejadian menunjukkan tembakan tepat ditujukan ke mobil Fakhrizadeh.