REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Laporan situs berita Iran yang mendukung pemerintah menyatakan, serangan yang menewaskan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh dilakukan dari jauh menggunakan senapan mesin. Senjata itu dikabarkan dikendalikan dari jarak jauh yang dipasang di mobil.
Menurut Fars, seluruh operasi dilakukan tanpa agen manusia sama sekali. Serangan itu terjadi selama tiga menit ketika tokoh kunci dalam program penelitian dan pengembangan militer negara itu bepergian bersama istrinya menuju kota resor Absard, di timur Teheran.
Pada saat itu, sejumlah peluru ditembakkan ke mobil lapis baja Fakhrizadeh. Ha itu mendorongnya untuk keluar dari kendaraan karena dia tampaknya tidak menyadari sedang diserang.
Begitu dia keluar dari kendaraan, senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh melepaskan tembakan dari jarak sekitar 150 meter, menghantamnya tiga kali, dua kali di samping dan sekali di punggungnya, mengenai sumsum tulang belakangnya. Pengawal Fakhrizadeh juga terkena tembakan.