REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika menggelar musyawarah tahunan (Annual Convention) untuk kali yang pertama secara daring, Sabtu (28/11).
"Ini Musyawarah Tahunan yang pertama Muhammadiyah USA, 28 November secara online. Bertema "Moving Forward with Knowledge and Commitment to Action". Membahas berbagai topik,"ujar Ketua PCIM AS Muhammad Ali kepada Republika, Ahad (29/11).
Narasumber yang hadir diantaranya Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang membahas tentang identitas dan dinamika Muhammadiyah. Ketua PP Aisyiyah Siti Aisyah, tentang identitas dan dinamika Aisyiyah. Juga sambutan Prof Popy Rufaidah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di Washington DC tentang peluang dan tantangan Indonesia di bidang sains dan teknologi.
Musyawarah ini terdiri dari lima sesi diantaranya tentang Keluarga Sakinah dan Pendidikan Anak, Menghadapi Islamophobia dan ateisme, Roles and challenges for Muslim Women in Public Spaces in the USA, Muhammadiyah sebagai Gerakan amal dan kemanusiaan, dan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan inspirasi membangun peradaban. Selain itu ada sarasehan warga Muhammadiyah, pemutaraan video kegiatan dan penutup.
"Pembicara dari Indonesia dan Amerika. Peserta dari berbagai negara, sebagian dari Amerika, dan dari Indonesia. Juga PCIM luar negeri dan wakil-wakil organisasi dan peserta umum,"jelas dia.
Membuka musyawarah, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mendorong dilakukannya penguatan identitas karakter pembaruan Muhammadiyah dalam geraknya di Amerika Serikat.
“Kita perlu hadir dengan identitas pembaruan tapi bisa beradaptasi dan bertranformasi. Tugas PCIM di 24 negara adalah melakukan diskursus agenda-agenda baru. Tugas anda bukan hanya mengembangkan, tapi melakukan kreasi, inovasi baru dalam pergerakan kita,” pesan Haedar.
Mengutip pesan Kiai Dahlan, Haedar menekankan bahwa identitas gerakan Muhammadiyah adalah usaha-usaha menghadirkan Islam sebagai agama peradaban, berkemajuan dan menawarkan solusi pada setiap tantangan zaman yang berbeda.
Karenanya, Haedar berharap langkah-langkah strategis PCIM untuk membuka berbagai pusat keunggulan di bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial mulai dilakukan di Amerika Serikat.
Hal itu penting karena menurutnya, transformasi gerakan dan pemikiran Islam Berkemajuan Muhammadiyah akan semakin kuat dengan hadirnya berbagai aksi nyata di bidang sosial.
“Kita harus mampu berdialog dengan semua pihak dan mengambil yang terbaik. Seluruh anggota PCIM tidak boleh menjadi orang yang ekslusif. Muhammadiyah hadir sebagai dinul amal,”jelas dia.