REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pulangnya Habib Rizieq Shihab (HRS) dari rumah sakit menjadi polemik. Front Pembela Islam (FPI) mengklaim bahwa Habib Rizieq Syihab telah menjalani tes swab mandiri. Namun, HRS menolak mempublikasikan hasil swab-nya karena alasan hak setiap pasien yang dijamin undang-undang.
Menanggapi hal ini, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, setiap data swab itu memang masuk ke Satgas yang menjadi data dari pusat. Makanya, diumumkan ada berapa jumlah orang setiap hari yang sembuh, yang sakit, dan meninggal
"Karena datanya kan dari rumah sakit, jadi alur itu pasti ada. Nah keputusan mengumumkan tidak itu yang harus disepakati, kalau dia tokoh publik atau tokoh publik punya kewajiban," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di Gedung Sate, Senin (30/11).
Emil menilai, kalau bukan tokoh publik memang tidak ada pengaruh besar, tapi kalau publik maka ada ratusan mungkin ribuan orang yang pernah berintraksi harus mewaspadai.
"Pada saat di tokoh itu positif kan gitu ya. Tanpa informasi itu (positif atau negatif covid 19, red), maka ada ancaman bagi epidemologi atau istilahnya potensi super super gede," katanya.
Saat ditanya apakah Emil sudah koordinasi dengan Pemda terkait hal itu, menurut Emil, hal itu kewenangan lokal. "Kembali lagi saya ingatkan ya, kalau urusan kewenangan selama masih bisa ditangani oleh Satgas kota/Kabupaten itu kewenangannya, menjadi tugas provinsi pada saat level lokalnya tidak sanggup mengurusi," paparnya.