REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan (Korsel) telah meminta negara membeli jutaan dosis vaksin Covid-19 tambahan. Hal itu disampaikan setelah Negeri Ginseng menyaksikan peningkatan kasus virus corona.
Pemerintah Korsel sebenarnya telah berencana membeli dosis vaksin untuk memvaksinasi 30 juta orang atau sekitar 60 persen dari populasi. Namun, anggota parlemen dari Partai Demokrat Lee Nak-yon mengatakan mereka akan menyediakan dana guna memenuhi kebutuhan vaksinasi 44 juta orang. "Partai berencana mengalokasikan tambahan 1,3 triliun won untuk anggaran tahun depan," kata Lee kepada Reuters, dikutip laman Channel News Asia, Senin (30/11).
Rencana pembelian vaksin oleh Pemerintah Korsel telah menempatkannya jauh di atas target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO memprioritaskan pembelian awak vaksin bagi 20 persen orang atau kalangan yang paling rentan terhadap virus corona.
Di bawah rencana saat ini, Korsel telah mengamankan sepertiga dari dosis yang dibutuhkan melalui fasilitas COVAX, platform alokasi vaksin Covid-19 internasional yang dipimpin bersama oleh WHO. Sementara, sisa dosis dibeli dari perusahaan swasta.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KDCA) mengungkapkan mengamankan lebih banyak vaksin dari jenis yang berbeda perlu dilakukan. Sebab, faktor keamanan mereka belum terjamin. KDCA menyebut mereka tidak akan memulai proses vaksinasi hingga kuartal kedua 2021.
The Korea National Enterprise for Clinical Trials mengungkapkan, hingga Senin (30/11), sebanyak 3.500 warga telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam uji klinis vaksin eksperimental virus corona dan obat-obatan perawatan. Kendati yang mendaftar cukup banyak, mereka hanya akan memilih sebagian saja.
Pada Ahad lalu, Korsel melaporkan 438 kasus baru Covid-19. Sejauh ini, negara tersebut telah mencatatkan 34.201 kasus dan 526 kematian.