Senin 30 Nov 2020 16:30 WIB

Pakar Sebut Manfaat Vaksin Lebih Besar dari Efek Sampingnya

Efek vaksin hanya bersifat lokal dan sementara.

Pembuatan vaksin. (Ilustrasi)
Foto: AP Photo/John Minchillo
Pembuatan vaksin. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinolog dan dokter spesialis penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe MSc SpPD mengatakan manfaat vaksinasi lebih banyak dibandingkan efek sampingnya. Dirga mengatakan, semua ada efek samping baik obat maupun vaksin.

"Namanya produk medis pasti punya efek samping. Tapi perlu diketahui manfaatnya jauh lebih besar dari pada efek sampingnya," kata Dirga pada dialog produktif tentang vaksin yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (30/11).

Baca Juga

Dia juga menjelaskan, efek samping dari vaksin mayoritas bersifat ringan. Efek sambing biasanya hanya bersifat lokal kemerahan atau bengkak dibekas suntikan.

Namun ia tidak memungkiri bahwa vaksinasi juga berefek demam. Tapi deman tersebut merupakan tanda vaksin itu bekerja sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Vaksin bertahan di dalam tubuh tergantung dari jenis vaksin dan jenis penyakitnya, hal itu diketahui dari penelitian yang ada. Ada vaksin yang memberi perlindungan seumur hidup, atau ada yang beberapa tahun, tapi kekebalan biasanya baru muncul dua minggu setelah vaksinasi.

"Vaksin melatih sistem imunitas kita sehingga terbentuk antibodi. Tidak ada gejala tertentu, tapi sebagian bisa mengalami demam, kemerahan di bekas suntikan dan itu semua sifatnya ringan, wajar dan akan hilang dengan sendirinya," tambah dia.

Bagi yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, perlu dilihat jenis vaksinnya. Misalnya vaksin influenza, pada orang-orang yang memiliki penyakit komorbid seperti jantung, ginjal, diabetes menurut Dirga justru dianjurkan untuk divaksin.

Dia mengatakan ada juga jenis-jenis vaksin lain yang tidak boleh diberikan pada kondisi tertentu. Hal itu perlu diketahui dari hasil penelitian dan jenis vaksinnya masing-masing.

Maka sebelum divaksin perlu dipastikan tubuh dalam kondisi sehat secara umum, namun tidak ada syarat spesifik bagi orang yang akan divaksinasi. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak perlu ragu menjalani vaksinasi jika nanti vaksin COVID-19 telah beredar karena sudah mendapat izin edar dari BPOM yang sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya.

Pemerintah saat ini tengah mengembangkan vaksin Merah Putih dan menjajaki kerjasama dengan produsen negara lain untuk pengembangan vaksin guna penanganan pandemi COVID-19.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement