REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Kapolri untuk mengusut tuntas kasus pembantaian terhadap satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ia meminta aparat segera membongkar dan mengejar jaringan para pelaku pembantaian.
“Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/11).
Jokowi pun memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk meningkatkan kewaspadaannya. Ia menegaskan, pemerintah tak memberikan ruang bagi keberadaan terorisme di Tanah Air.
Presiden juga berpesan agar seluruh masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air tetap waspada dan tenang menyikapi situasi ini.
“Saya minta kepada seluruh masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air agar semuanya tetap tenang dan menjaga persatuan namun juga tetap waspada. Kita semua harus bersatu melawan terorisme,” ujar dia.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan pemerintah masih mengejar para pelaku pembantaian melalui tim atau Satgas Operasi Tinombala. Operasi Tinombala ini merupakan operasi antiterorisme yang melibatkan TNI dan Polri di Kabupaten Poso sejak 2016.
Menurut Mahfud, pelaku pembantaian ditengarai sebagai sisa-sisa kelompok Santoso atau biasa dikenal Mujahidin Indonesia Timur (MIT). MIT merupakan kelompok militan di Poso yang bersumpah setia pada ISIS. Setelah Santoso meninggal pada 2016, kelompok ini dipimpin oleh Ali Kalora.
Panglima TNI akan memberangkatkan pasukan khusus ke Poso, Sulawesi Tengah terkait penanganan kelompok terorisme Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Pemberangkatan pasukan itu akan dilaksanakan Selasa (1/12) besok.
"Dalam hal ini TNi akan mendukung Polri besok pagi akan diberangkatkan paskus dari Halim menuju ke Palu dan ditugaskan di Poso untuk memperkuat pasukan yang sudah ada sebelumnya di Poso," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Senin (30/11).
Ia mengatakan, pengiriman pasukan itu bertujuan memperkuat. Dengan demikian, kelompok MIT yang belakangan dianggap bertanggung jawab dalam aksi teror di Sigi dapat segera ditumpas.
"Saya mohon doa agar operasi ini bisa berjalan dengan lancar, dukungan-dukungan operasi sudah kita kirim secara bertahap, dengan dukungan operasi tersebut, saya yakin kelompok MIT yang melakukan kejahatan atas penduduk yang berdosa segera tertangkap," ujar Hadi menegaskan.
Sebelumnya, kelompok MIT yang selama ini menjadi salah satu kelompok terorisme di Indonesia Timur kembali disebut melakukan terorisme. Satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dibunuh oleh orang tak dikenal pada Jumat (27/11) sekitar pukul 09.00 WITA. Dari keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa Rifai, korban berjumlah empat orang.
Usai kejadian itu, Sebanyak tujuh orang yang diduga teroris ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Mereka ditangkap di dua kecamatan yang berbeda, Randangan dan Buntulia. Diduga sejak lama keberadaan terduga teroris ini telah diintai tim Densus 88.
Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Didik Supranoto mengatakan sampai saat ini Satgas Tinombala TNI dan Polri masih melakukan pencarian terhadap kelompok MIT hingga tiga kabupaten di Sulteng. Mereka diduga melakukan pembunuhan satu keluarga di Kabupaten Sigi.
"Saat ini Satgas Tinombala TNI dan Polri masih melakukan pengejaran di wilayah penghubungan Kabupaten Sigi, Parigi Mautong dan Poso serta melakukan penyekatan di titik yang diduga sebagai lintasan pergerakan MIT," katanya saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (30/11).
Kemudian, ia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait apa saja yang sudah ditemukan oleh Satgas Tinombala. "Sampai saat ini masih dilakukan pengejaran. Nanti akan saya informasikan lebih lanjut," kata dia.