Senin 30 Nov 2020 19:36 WIB

Jasad Manusia Boleh Mati, Tetapi Roh Tetap Hidup di Kubur?

Roh manusia akan tetapi hidup meski jasadnya telah mati

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Roh manusia akan tetapi hidup meski jasadnya telah mati. Ilustrasi ziarah kubur
Foto: Prayogi/Republika
Roh manusia akan tetapi hidup meski jasadnya telah mati. Ilustrasi ziarah kubur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jika manusia sudah mencapai batas umur yang ditetapkan Allah SWT, mereka pasti akan menghadapi kematian. 

Seseorang yang telah meninggal kerap disebut dengan almarhum. Sebenarnya, kata almarhum tidak ada hubungannya dengan kematian. Almarhum artinya orang yang dirahmati Allah. Hanya dalam kebudayaan, kata almarhum diasosiasikan dengan kematian.

Baca Juga

KH Emha Ainun Najib atau akrab disapa Cak Nun menjelaskan kematian adalah momen di mana seseorang naik derajatnya, ibarat dari ulat menjadi kupu-kupu. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Imran ayat 169 berbunyi :

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ Wa lā taḥsabannallażīna qutilụ fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā`un 'inda rabbihim yurzaqụn.

“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki.”

Dari ayat di atas, mereka yang meninggal di jalan Allah akan mendapat rezeki berbeda dari manusia yang masih hidup.

“Rezekinya berbeda-beda. Kalau kita rezeki itu makan, minum, ada mobil, itu semua bisa hilang karena hanya sementara waktu,” kata Cak Nun dalam video bertema Kematian Itu Tidak Ada di kanal Youtube CakNun.com.

Lebih lanjut, dia menambahkan bagi para kerabat dan saudara yang ditinggalkan, mereka diharapkan tetap meneruskan hubungan silaturahim rohani. 

Sebab, roh manusia tidak hidup sementara, melainkan tetap hidup. Pola kehidupannya saja yang berbeda, seperti ulat berubah menjadi kepompong lalu kepompong berubah menjadi kupu-kupu.

Menurut Cak Nun, terkait pengucapakan innalillahi wa innailaihi rajiun tidak diasosiakan dengan kematian. Sebab, almarhum tidak benar-benar meninggal. 

Almarhum hanya meneruskan kehidupannya menuju tingkat yang lebih tinggi dan mulia daripada manusia yang masih ada di dunia. Semua kalimat thayyibah pun tepat diucapkan dalam kondisi ini. “Subhanallah tepat, Alhamdulillah juga tepat karena keluarga yang ditinggalkan bangga punya sosok seperti almarhum,” ujar dia.

Dia menjelaskan mengingat kematian merupakan nasihat tertinggi dan puncak ilmu tertinggi. Jenazah yang hendak dimakamkan adalah wadah sementara almarhum di tahap pertama kehidupan. 

Cak Nun mengajak para Muslim tidak takut mati dan tidak takut pula hidup di dunia. Para Muslim diajak untuk menjalani kehidupan dengan penuh kewajaran sebagaimana panduan Allah. Selama ini kematian seperti menakutkan karena disangka itu adalah sesuatu yang bukan seperti seharusnya.

“Mati itu bukan mati, mati itu kita akan bertemu malaikat Munkar dan Atid. Berani hidup tidak takut mati. Sebenarnya hidup dan mati enggak ada karena kita hidup abadi bersama Allah. Kita hidup bersama Allah kapan pun,” kata dia.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=bLC8d0EF8VM

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement