Selasa 01 Dec 2020 07:05 WIB

Kalimat Terakhir Cucu Nabi Hasan untuk Pembunuh Ayahnya 

Sayyidina Hasan sempat berdialog dengan pembunuh ayahnya

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Sayyidina Hasan sempat berdialog dengan pembunuh ayahnya. Ali bin Abi Thalib
Foto: Mgrol120
Sayyidina Hasan sempat berdialog dengan pembunuh ayahnya. Ali bin Abi Thalib

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Cucu Rasulullah SAW, sayyidina Al-Hasan, dikisahkan juga turut menuntut qisas atas pembunuhan ayahnya, Ali bin Abi Thalib. 

Pembunuhan tersebut terjadi ketika sang khalifah keempat, pengganti Utsman bin Affan itu keluar rumah untuk melaksanakan sholat subuh. Pada saat itulah, Abdurrahman bin Muljam berhasil membunuh menantu Rasulullah itu. 

Baca Juga

Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, sebagaimana menukil riwayat Imam At-Thabari dalam kitab Tarikhnya, beberapa waktu setelah kematian sang ayah, al-Hasan bersiap-siap melaksanakan hukuman qisas terhadap Ibnu Muljam. 

Akhirnya, pembunuh durjana itu dibawa ke hadapan massa untuk diqisas. Ibnu Muljam tampak begitu ketakutan, hingga mengiba-iba kepada al-Hasan.   

Ibnu Muljam berkata: "Maukah kamu menerima tawaranku? Demi Allah, setiap kali aku bersumpah kepada Allah, aku selalu menepatinya. Dahulu aku bersumpah kepada-Nya di sisi Ka'bah, untuk membunuh Ali dan Mu'awiyah, atau aku yang terbunuh karena itu. Sekarang, lepaskanlah aku agar aku dapat membunuh Mu'awiyah. Aku bersumpah kepadamu, demi Allah, jika aku tidak berhasil membunuh Mu'awiyah, atau aku berhasil membunuhnya dan aku tetap hidup, aku akan kembali menyerahkan diri kepadamu".

Mendengar tawaran demikian, al-Hasan berkata: "Demi Allah, itu tidak akan pernah terjadi sebelum kamu melihat Neraka." Ibnu Muljam kemudian dibawa ke depan, lalu al-Hasan pun mengqisasnya.  

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement